Asuhan Keperawatan Pada Ibu dengan KB

BAB I
PENDAHULUAN

A.LatarBelakang
  Salah satu masalah kependudukan yang cukup besar di Indonesia adalah jumlah kepadatan penduduk yang sangat besar. Untuk itu, pemerintah mencanangkan program Keluarga Berencana (KB) yaitu program pembatasan jumlah anak yakni dua untuk setiap keluarga. Program KB di Indonesia mengalami kemajuan yang cukup pesat dan diakui keberhasilannya di tingkat Internasional. Hal ini terlihat dari angka kesertaan ber-KB meningkat dari 26% pada tahun 1980, menjadi 50% pada tahun 1991, dan terakhir menjadi 57% pada tahun 1997.
  Program KB nasional telah berjalan selama kurun waktu 4 pelita dengan hasil yang cukup menggembirahan, baik secara normatif maupun demografis. Berdasarkan hasil – hasil Survey Prevalensi Indonesia ( SPI ) tahun 1987 ternyata tingkat kelahiran kasar telah menurun menjadi sekitar 28 –29 / 1000 dan TFR menjadi sekitar 3,4 –3,6. Meskipun begitu, jika dipandang dari segi islam KB itu hukumnya haram.
  Keluarga Berencana (KB) merupakan salah satu pelayanan kesehatan preventif yang paling dasar dan utama bagi wanita, meskipun tidak selalu diakui demikian.
  Peningkatan dan perluasan pelayanan keluarga berencana merupakan salah satu usaha untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu yang sedemikian tinggi akibat kehamilan yang dialami oleh wanita. Banyak wanita harus menentukan pilihan kontrasepsi yang sulit, tidak hanya karena terbatasnya jumlah metode yang tersedia tetapi juga karena metode-metode tertentu mungkin tidak dapat diterima sehubungan dengan kebijakan nasional KB, kesehatan individual dan seksualitas wanita atau biaya untuk memperoleh kontrasepsi (Depkes RI, 1998).
  Kepadatan penduduk yang terjadi tentu saja menjadi suatu masalah bagi negara Indonesia yang perlu diperhatikan oleh pemerintah sehingga banyak upaya yang dipilih atau diprogramkan oleh pemerintah Indonesia untuk mengurangi kepadatan penduduk tersebut dengan cara melakukan program Keluarga Berencana atau dikenal dengan singkatan KB. Oleh karena itu, penulis ingin mengetahui beberapa hal yang berkaitan dengan program keluarga berencana dan sehingga penulis membuat makalah ini dengan judul “Keluarga Berencana”.

BB.Tujuan penulisan
 1.Tujuan Umum
   Tujuan umum pada makalah ini adalah mempelajari tentang KB dan dampaknya bagi masyarakat
 2.Tujuan Khusus
   Tujuan khusus pada makalah ini adalah:
   a.Mengetahui pengertian mengenai Keluarga Berencana
   b.Mengetahui jenis KB yang paling banyak digunakan di masyarakat
   c.Mengidentifikasi Kelebihan, kekurangan, tantangan dari program KB.
   d.Mengetahui tujuan dilaksanakannya program Keluarga Berencana.
   e.Sebagai tugas mata kuliah Kesehatan Ibu dan Anak

BBABII
TINJAUAN TEORITIS

A.Konsep Keluarga
 1.Definisi Keluarga

   Keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan, kelahiran, dan adopsi yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan budaya, dan meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional, serta sosial dari tiap anggota keluarga. (Duvall dan Logan, 1986 )
   Keluarga adalah dua atau lebih individu yang hidup dalam satu rumah tangga karena adanya hubungan darah, perkawinan, atau adopsi. Mereka saling berinteraksi satu dengan yang lain, mempunyai peran masing-masing dan menciptakan serta mempertahankan suatu budaya. (Bailon dan Maglaya, 1978 ).
   Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah satu atap dalam keadaan saling ketergantungan. (Departemen Kesehatan RI, 1988).
 2.Struktur Keluarga
   a.Patrilineal : keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur ayah
   b.Matrilineal : keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa generasi dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ibu
   c.Matrilokal : sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah ibu
   d.Patrilokal : sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah suami
   e.Keluarga kawinan : hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga, dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena adanya hubungan dengan suami atau istri.
 3.Ciri-Ciri Struktur Keluarga
   a.Terorganisasi : saling berhubungan, saling ketergantungan antara anggota keluarga
   b.Ada keterbatasan : setiap anggota memiliki kebebasan, tetapi mereka juga mempunyai keterbatasan dalam mejalankan fungsi dan tugasnya masing-masing
   c.Ada perbedaan dan kekhususan : setiap anggota keluarga mempunyai peranan dan fungsinya masing-masing.
 4.Ciri-Ciri Keluarga Indonesia
   a.Suami sebagai pengambil keputusan
   b.Merupakan suatu kesatuan yang utuh
   c.Berbentuk monogram
   d.Bertanggung jawab
   e.Pengambil keputusan
   f.Meneruskan nilai-nilai budaya bangsa
   g.Ikatan kekeluargaan sangat erat
   h.Mempunyai semangat gotong-royong
 5.Peranan Keluarga
   Peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku interpersonal, sifat, kegiatan, yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi tertentu. Peranan individu dalam keluarga didasari oleh harapan dan pola perilaku dari keluarga, kelompok dan masyarakat.
   Berbagai peranan yang terdapat di dalam keluarga adalah sebagai berikut :
   a.Peranan ayah :
     Ayah sebagai suami dari istri, berperanan sebagai pencari nafkah, pendidik, pelindung, dan pemberi rasa aman, sebagai kepala keluarga, sebagai anggota dari kelompok sosialnya, serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya
   b.Peranan ibu
     Sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyai peranan untuk mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan pendidik anak-anaknya, pelindung dan sebagai salah satu kelompok dari peranan sosialnya, serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya, disamping itu juga dapat berperan sebagai pencari nafkah tambahan dalam keluarganya.
   c.Peranan anak :
     Anak-anak melaksanakan peranan psiko-sosial sesuai dengan tingkat perkembangannya, baik fisik, mental, sosial dan spiritual.
 6.Fungsi Keluarga
  a.Fungsi biologis :
    -Meneruskan keturunan
    -Memelihara dan membesarkan anak
    -Memenuhi kebutuhan gizi keluarga
    -Memelihara dan merawat anggota keluarga
  b.Fungsi Psikologis :
    -Memberikan kasih sayang dan rasa aman
    -Memberikan perhatian di antara anggota keluarga
    -Membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga
    -Memberikan identitas keluarga
  c.Fungsi sosialisasi :
    -Membina sosialisasi pada anak
    -Membentuk norma-norma tingkah laku sesuai dengan tingkat perkembangan anak
    -Meneruskan nilai-nilai budaya keluarga
  d.Fungsi ekonomi :
    -Mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga
    -Pengaturan penggunaan penghasilan keluarga untuk memenuhi kebutuhan keluarga
    -Menabung untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan keluarga di masa yang akan datang  (pendidikan, jaminan hari tua)
  e.Fungsi pendidikan :
    -Menyekolahkan anak untuk memberikan pengetahuan, ketrampilan dan membentuk perilaku anak sesuai dengan bakat dan minat yang dimilikinya.
    -Mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa yang akan datang dalam memenuhi peranannya sebagai orang dewasa
    -Mendidik anak sesuai dengan tingkat-tingkat perkembangannya.
 7.Tujuan Perawatan Kesehatan Keluarga
  a.Tujuan umum :
    Meningkatkan kemampuan keluarga dalam memelihara kesehatan keluarga mereka, sehingga dapat meningkatkan status kesehatan keluarganya
  b.Tujuan khusus :
    -Meningkatkan kemampuan keluarga dalam mengidentifikasi masalah kesehatan yang dihadapi oleh keluarga
    -Meningkatkan kemampuan keluarga dalam menanggulangi masalah-masalah kesehatan dasar dalam keluarga
    -Meningkatkan kemampuan keluarga dalam mengambil keputusan yang tepat dalam mengatasi masalah kesehatan para anggotanya
    -Meningkatkan kemampuan keluarga dalam memberikan asuhan keperawatan terhadap anggota keluarga yang sakit dan dalam mengatasi masalah kesehatan anggota keluarganya
    -Meningkatkan produktivitas keluarga dalam meningkatkan mutu hidupnya
 8.Tugas-Tugas Keluarga Dalam Bidang Kesehatan
   Untuk dapat mencapai tujuan asuhan keperawatan kesehatan keluarga, keluarga mempunyai tugas dalam pemeliharaan kesehatan para anggotanya dan saling memelihara. Freeman (1981) :
   a.Mengenal gangguan perkembangan kesehatan setiap anggota keluarga
   b.Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat
   c.Memberikan keperawatan kepada anggota keluarganya yang sakit, dan yang tidak dapat membantu dirinya sendiri karena cacat atau usaianya yang terlalu muda
   d.Mempertahankan suasana di rumah yang menguntungkan kesehatan dan perkembangan kepribadian anggota keluarga
   e.Mempertahankan hubungan timbal balik antara keluarga dan lembaga-lembaga kesehatan, yang menunjukkan pemanfaatan dengan baik fasilitas-fasilitas kesehatan yang ada.
 9.Peran Perawat Keluarga :
   a.Pendidik
     Perawat perlu memberikan pendidikan kesehatan kepada keluarga agar :
     -Keluarga dapat melakukan program asuhan kesehatan keluarga secara mandiri
     -Bertanggung jawab terhadap masalah kesehatan keluarga
   b.Koordinator
     Diperlukan pada perawatan berkelanjutan agar pelayanan yang komprehensif dapat tercapai. Koordinasi juga sangat diperlukan untuk mengatur program kegiatan atau terapi dari berbagai disiplin ilmu agar tidak terjadi tumpang tindih dan pengulangan
   c.Pelaksana
     Perawat yang bekerja dengan klien dan keluarga baik di rumah, klinik maupun di rumah sakit bertanggung jawab dalam memberikan perawatan langsung. Kontak pertama perawat kepada keluarga melalui anggota keluarga yang sakit. Perawat dapat mendemonstrasikan kepada keluarga asuhan keperawatan yang diberikan dengan harapan keluarga nanti dapat melakukan asuhan langsung kepada anggota keluarga yang sakit.
   d.Pengawas kesehatan
     Sebagai pengawas kesehatan, perawat harus melakukan home visite atau kunjungan rumah yang teratur untuk mengidentifikasi atau melakukan pengkajian tentang kesehatan keluarga.
   e.Konsultan
     Perawat sebagai narasumber bagi keluarga di dalam mengatasi masalah kesehatan. Agar keluarga mau meminta nasehat kepada perawat, maka hubungan perawat-keluarga harus dibina dengan baik, perawat harus bersikap terbuka dan dapat dipercaya
   f.Kolaborasi
     Perawat komunitas juga harus bekerja dama dengan pelayanan rumah sakit atau anggota tim kesehatan yang lain untuk mencapai tahap kesehatan keluarga yang optimal
   g.Fasilitator
     Membantu keluarga dalam menghadapi kendala untuk meningkatkan derajat kesehatannya. Agar dapat melaksanakan peran fasilitator dengan baik, maka perawat komunitas harus mengetahui sistem pelayanan kesehatan (sistem rujukan, dana sehat, dll)
   h.Penemu kasus
     Mengidentifikasi masalah kesehatan secara dini, sehingga tidak terjadi ledakan atau wabah
   i.Modifikasi lingkungan
     Perawat komunitas juga harus dapat mamodifikasi lingkungan, baik lingkungan rumah maupun lingkungan masyarakat, agar dapat tercipta lingkungan yang sehat.
 10.Prinsip-prinsip Perawatan Keluarga
    Dalam memberikan asuhan perawatan kesehatan keluarga, sehat sebagai tujuan utama
    Asuhan keperawatan yang diberikan sebagai sarana dalam mencapai peningkatan kesehatan keluarga
    Dalam memberikan asuhan keperawatan kesehatan keluarga, perawat melibatkan peran serta keluarga dalam mengatasi masalah kesehatannya
    Lebih mengutamakan kegiatan-kegiatan yang bersifat promotif dan preventif dengan tidak mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitatif
    Dalam memberikan asuhan keperawatan kesehatan keluarga memanfaatkan sumber daya keluarga semaksimal mungkin untuk kepentingan kesehatan keluarga
    Sasaran asuhan perawatan kesehatan keluarga adalah keluarga secara keseluruhan
    Pendekatan yang digunakan dalam memberikan asuhan keperawatan kesehatan keluarga adalah pendekatan pemecahan masalah dengan menggunakan proses keperawatan
    Kegiatan utama dalam memberikan asuhan keperawatan kesehatan keluarga adalah penyuluhan kesehatan dan asuhan perawatan kesehatan dasar/perawatan di rumah
    Diutamakan terhadap keluarga yang termasuk resiko tinggi.
B.Konsep Keluarga Berencana (KB)
  1.Pengertian

    Pengertian keluarga berencana secara umum ialah suatu usaha yang mengatur banyaknya jumlah kelahiran sedemikian rupa sehingga bagi ibu maupun bayinya dan bagi ayah serta keluarganya atau masyarakat yang bersangkutan tidak akan menimbulkan kerugian sebagai akibat langsung dari kelahiran tersebut Pengertian sempitnya keluarga berencana dalam kehidupan sehari-hari berkisar pada pencegahan terjadinya pembuahan atau mencegah pertemuan antara sel mani pada laki-laki dan sel telur dari wanita sekitar persetubuhan (Risyadi, 2001).
    Menurut WHO, KB adalah tindakan yang membantu individu atau pasangan suami istri untuk:
    a.Mendapatkan objektif-objektif tertentu
    b.Menghindari kelahiran yang tidak diinginkan
    c.Mendapatkan kelahiran yang memang diinginkan
    d.Mengatur interval saat kehamilan
    e.Menentukan jumlah anak dalam keluarga
  2.Kontrasepsi
    Kontrasepsi berasal dari kata kontra, yaitu mencegah atau melawan. Sedangkan konsepsi adalah pertemuan antara sel telur (sel wanita) yang matang dan sel sperma (sel pria) yang mengakibatkan kehamilan. Jadi kontrasepsi adalah menghindari atau mencegah terjadinya kehamilan akibat pertemuan antara sel telur yang matang dengan sel sperma tersebut.
    Cara kerja kontrasepsi pada umumnya dapat dibagi menjadi:
    a.Metode Sederhana:
      =.Tanpa alat/ obat
       -Senggama terputus
       -Pantang berkala
      =.Dengan alat / obat
       -kondom
       -diafragma atau cap
       -cream, jelly dan cairan berbusa
       -tablet berbusa (vaginal tablet)
    b.Metode Efektif
      -Pil KB
      -AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim ) IUD
      -Suntikan KB
      -Susuk KB
    c.Metode Mantap dengan cara operasi
      -Pada Wanita: Tubektomi
      -Pada Pria  : Vasektomi

C.Cara Kerja Kontrasepsi
 1.Metode Sederhana
  a.Tanpa Alat / obat
   -Senggama terputus (Azal atau coitus interuptus)
    Senggama dijalankan sebagaimana biasa tetapi pada puncak senggama alat kelamin pria (zakar) dikeluarkan dari vagina, sehingga mani keluar dari luar vagina. Cara ini tidak berbahaya baik fisik maupun mental. Namun sebenarnya cara ini tidak dapat diandalkan sepenuhnya karena:
    =Memerlukan penguasaan diri yang kuat
    =Kemungkinan ada sedikit cairan yang mengandung spermatozoa tertumpah dari zakar dan masuk kedalam vagina sehingga dapat terjadi kehamilan, meskipun sudah  dilakukan pencabutan sebelum mani menyemprot.
   -Pantang Berkala
    Pantang berkala ádalah tidak melakukan senggama pada masa subur seorang wanita, yaitu sekitar waktu kejadiannya ovulasi. Cara menentukan masa ovulasi adalah:
    =Untuk dapat menentukan masa ovulasi perlu diketahui siklus haid yang akan datang
    =Untuk mengetahui haid yang akan datang perlu diketahui siklus haid
    =Untuk mengetahui lamanya siklus haid perlu dicatat sekurang-kurangnya 8-12 siklus haid selama 8 bulan
  b.Dengan Alat/Obat
    Maksud penggunaan alat adalah untuk menahan atau menghalangi masuknya sperma ke dalam rahim sedangkan penggunaan obat dimaksudkan untuk melumpuhkan sperma.
    -Kondom
     Kondom adalah suatu karet yang tipis, berwarna atau tidak berwarna dipakai untuk menutupi zakar yang berdiri sebelum dimasukkan ke dalam vagina sehingga mani tertampung di dalamnya dan tidak masuk ke dalam vagina, dengan demikian mencegah terjadinya pembuahan. Adapaun indikasi pemakaian kondom adalah:
     =6 Minggu sesudah vasektomi, kondom perlu dipakai sampai selama 6 minggu sesudah vasektomi (sampai mani tidak mengandung spermatozoa lagi yang dapat diketahui lebih jelas dengan pemeriksaan laboratorium)
     =Sementara menunggu pemasangan AKDR
     =Sementara sedang menunggu haid untuk pemakaian pil yang diminum
     =Apabila kelupaan minum pil dalam jangka waktu lebih dari 36 jam
     =Apabila diduga ada penyakit kelamin sementara menunggu diagnosa yang pasti
     =Bersamaan dengan pemakaian spermicide
     =Dalam keadaan darurat bila tidak ada kontrasepsi yang tersedia atau dipakai.
    -Diafragma / Cap
     Diafragma dibuat dari karet yang berbentuk mangkok, dipakai untuk menutup serviks gunanya untuk mencegah masuknya mani kedalam serviks. Diafragma dimasukkan kedalam vagina setinggi mungkin sampai menutupi mulut rahim, kemudian dikeluarkan lagi delapan jam setelah persetubuhan.
    -Cream, Jelly dan tablet atau cairan berbusa
     Cream, jelly dan tablet atau cairan berbusa yang disebut spermicida adalah suatu bahan kimia yang menghentikan gerak/ melumpuhkan spermatozoa didalam vagina sehingga tidak dapat membuahi telur. Untuk penggunaan spermicida yang berbentuk tablet berbusa dimasukkan kedalam vagina.
 2.Metode efektif
   a.Pil Keluarga Berencana
    -Pengertian Pil KB
     Pil KB ialah pil yang berisikan hormon estrogen dan atau hormon progesteron yang dimakan wanita secara teratur untuk mencegah kehamilan (Syahlan, 1996).
     Menurut Herti (2007) pil adalah obat pencegah kehamilan yang diminum. Pil telah diperkenalkan sejak tahu 1960, pil diperuntukkan bagi wanita yang tidak hamil dan menginginkan cara pencegah kehamilan sementara yang paling efektif bila diminum secara teratur.  
    -Jenis-Jenis Pil Keluarga Berencana
     Menurut (Herti, 2007) ada 3 jenis pil KB, yaitu :
     =Pil gabungan atau kombinasi
      Tiap pil mengandung dua hormone sintetis, yaitu hormone estrogen dan progestin. Pil gabungan mengambil manfaat dari cara kerja kedua hormon yang mencegah kehamilan, dan hampir 100% efektif bila diminum secara teratur.
     =Pil berturutan
      Dalam bungkusan pil-pil ini, hanya estrogen yang disediakan selama 14-15 hari pertama dari siklus menstruasi, diikuti oleh 5-6 hari pil gabungan antara estrogen dan progestin pada sisa siklusnya. Kelalaian minum 1 atau 2 pil berturutan pada awal siklus akan dapat mengakibatkan terjadinya pelepasan telur sehingga terjadi kehamilan.   
     =Pil khusus
      Pil ini mengandung dosis kecil bahan progestin sintetis dan memiliki sifat pencegah kehamilan, terutama dengan mengubah mukosa dari leher rahim (merubah sekresi pada leher rahim) sehingga mempersulit pengangkutan sperma.
    -Cara Pemakaian Pil KB
     Pil pertama dari bungkus pertama diminum pada hari kelima siklus haid. Dapat juga dimulai pada suatu hari yang diinginkan, misalnya hari minggu agar mudah diingat. Pada pasca persalinan pil mulai dimakan sesudah bayi berumur 30-40 hari, sedang pada pasca keguguran 1-2 minggu sesudah kejadian (Wiknjosastro, 2002:919).
     Pil KB yang berisi 20,21 dan 22 tablet mulai dimakan terus menerus, dan kemudian istirahat selama 1 minggu. Pada pil kombinasi yang terdiri atas 28 tablet (21 tablet pil kombinasi dan 7 tablet placebo), pil diminum terus menerus. Tablet yang diminum pertama kali sewaktu haid ialah tablet plasebo. Pada 2 minggu pertama pemakaian pil bungkus pertama sebaiknya jangan bersenggama, atau memakai cara kontrasepsi lain. (Wiknjosastro, 2002:919).
     Pemberian pil dihentikan sementara  bila terdapat:
     a.Denyut nadi melebihi 120/menit
     b.Radang pembuluh darah balik (phlebitis)
     c.Tekanan darah lebih dari 140/110 mmHg disertai sakit kepala yang hebat, nafas sesak atau berdebar-debar
     d.Pertambahan berat badan yang progresif
    -Efek Samping Pil KB
     Gejala-gejala sampingan penggunaan pil KB disebabkan oleh karena adanya gangguan keseimbangan hormon estrogen dalam tubuh. Gejala-gejala tersebut baik yang bersifat subjektif maupun objektif biasanya hanya sementara, ringan, tidak terdapat pada semua pemakai pil dan hilang dengan sendirinya setelah dua sampai tiga bulan (Syahlan, 1996:109).
     Menurut Wiknjosastro (2002:919) efek samping dari penggunaan pil KB dibagi dalam 2 golongan, yaitu :
     =Efek sampingan ringan
      Efek sampingan ringan dari penggunaan pil KB adalah: adanya pertambahan berat badan, perdarahan di luar daur haid, mual-mual, depresi, alopesia, melasma, kandidiasis, amenorea pascapil, retensi cairan, dan keluhan-keluhan gastrointestinal. Umumnya efek sampingan ini akan berkurang dan hilang dengan sendirinya, ada pula yang hilang jika pasien berpindah ke pil yang lain dengan kadar estrogen dan progestron yang lebih sesuai
     =Efek sampingan berat
      Efek sampingan yang berat dari penggunaan pil KB adalah tromboemboli yang mungkin terjadi karena peningkatan aktivitas faktor-faktor pembekuan, atau mungkin juga karena pengaruh vaskuler secara langsung.
      Angka kejadian tromboemboli pada para wanita pemakai pil adalah sekitar 4-9 kali lebih tinggi dari pada para wanita bukan pemakai pil golongan umur yang sama. Angka kematian ialah 3 per 100.000 wanita pemakai pil, sehingga kalau dibandingkan dengan angka kematian maternal (oleh karena kehamilan) angka itu sebenarnya jauh lebih rendah. Kemungkinan mendapat tromboemboli-suatu komplikasi jarang-dikurangi oleh pemakaian pil yang mengandung estrogen dosis rendah, misalnya 50 mikro gram atau kurang dari itu.
      Walaupun demikian masih ada kemungkinan hubungan antara tromboemboli progesteron.
    -Penanggulangan Efek Samping Pil KB
     =Spotting
      Berikan penjelasan bahwa hal tersebut hanya sementara, tetapi jika terus menerus berikan pil KB 1-2 tablet  per hari selama beberapa hari sampai spotting hilang atau diganti dengan Pil KB yang kadar estrogennya lebih tinggi.
     =Rasa mual
      Berikan vitamin B 6, ganti dengan pil yang mengandung estrogen lebih rendah atau ganti dengan cara KB yang lain.
     =Cloasma
      Hentikan penggunaan pil, atau ganti dengan cara penggunaan cara KB lain
     =Acne
      Ganti dengan pil yang mengandung estrogen tinggi atau pil dihentikan sementara dengan menggunakan cara KB lain.
     =Candidialis vaginal
      Berikan antymycotic, ganti dengan pil yang mengandung estrogen tinggi atau pil dihentikan sementara dengan menggunakan cara KB lainnya
     =Nyeri kepala
      Ganti dengan pil yang mengandung estrogen lebih rendah atau hentikan penggunaan pil, ganti dengan cara KB yang lain
     =Penambahan berat badan
      Bila penambahan berat badan secara progresif dan banyak maka pemakaian pil sebaiknya dihentikan atau diganti dengan cara KB yang lain.
     =Varises/tromboplebitis
      Hentikan penggunaan pil dan harus mendapat perawatan khusus
     =Hypertensi
      Apabila lebih dari 160/105 mmHg, maka penggunaan pil perlu dihentikan dan harus mendapat perawatan khusus.
  b.IUD/AKDR
    -Pengertian
     IUD adalah suatu alat kontrasepsi yang dimasukan ke dalam rahim yang bertujuan untuk mencegah terjadinya kehamilan (Prawiroharjo, 1999). Bahan-bahan IUD yang biasa digunakan terdiri dari plastik, benang sutera, dan metal (Digitized by Usu, 2003).
    -Cara Kerja IUD
     Menurut Saifuddin (2003) cara kerja IUD adalah sebagai berikut :
     =Menghambat kemampuan sperma untuk masuk ke tubafalopi
     =Mempengaruhi fertilisasi sebelum ovum mencapai kavum uteri
     =IUD bekerja terutama mencegah sperma dan ovum bertemu, walaupun IUD membuat sperma sulit masuk kedalam alat reproduksi perempuan dan mengurangi kemampuan sperma untuk fertilisasi
     Menurut Saifuddin (2003), keuntungan-keuntungan AKDR adalah sebagai berikut :
     =Sebagai kontrasepsi mempunyai efektifitas yang tinggi, dimana menurut BKKBN (1989) hanya terdapat 1 kegagalan dalam 125-170 kehamilan.
     =IUD dapat efektif segera setelah pemasangan.
     =Metode jangka panjang (10 tahun proteksi dari Cu T 380 A dan tidak perlu diganti)
    -Kerugian-kerugian AKDR
     Menurut Saifuddin (2003), kerugian yang dapat ditimbulkan oleh IUD adalah :
     =Tidak mencegah IMS termasuk HIV / AIDS
     =Tidak baik digunakan pada perempuan dengan IMS atau perempuan yang sering berganti pasangan
     =Penyakit Radang Panggul terjadi sesudah perempuan dengan IMS memakai IUD, dimana PRP dapat memicu intertilitas
    -Indikasi pemasangan AKDR
     =Telah mendapat persetujuan suami
     =Pernah melahirkan dan telah mempunyai anak serta ukuran rahimnya tidak kurang dari 5 cm
     =Telah cukup jumlah anaknya dan belum memutuskan untuk sterilisasi.
    -Kontraindikasi pemasangan AKDR
     =Adanya kehamilan
     =Infeksi panggul (pelvis) yang terus menerus, akut, dan kronis
     =Lecet (erosi) atau peradangan pada leher rahim
    -Saat yang baik pemasangan AKDR
     Pada dasarnya AKDR dapat dipasang setiap saat biasanya dilakukan pada waktu haid, yaitu pada akhir haid atau pada hari sebelum berakhirnya haid, karena:
     =Serviks lembut dan sedikit terbuka
     =Perdarahan dan sakit perut mungkin tidak menimbulkan keluhan pada wanita tersebut
     =Pemasangan AKDR dapat juga dilakukan sewaktu-waktu, pada saat:Segera setelah induksi haid atau abortus spontan, asalkan tidak ada tanda-tanda infeksi misalnya: tidak panas, rahim tidak lembut, tidak ada keputihan seperti nanah/banyak sekali, Setelah melahirkan yaitu: segera setelah melahirkan 2-4 hari setelah melahirkan 40 hari setelah melahirkan.
  c.Suntikan KB
    Suntikan KB mengandung hormon progresteron, tidak mengandung estrogen.
    -Cara kerja
     Kontasepsi senantiasa mencegah kehamilan dengan cara:
     =Menghalangi terjadinya ovulasi
     =Menipiskan endometrium sehingga tidak terjadi nidasi
     =Memekatkan lendir serviks sehingga menghambat perjalanan spermatozoa melalui kanalis servikalis
    -Keuntungan
     =Sangat efektif, kegagalannya kurang dari 1%
     =Kemungkinan salah dan lupa memakainya tidak ada
     =Dapat diberikan pada ibu yang menyusukan karena tidak mengurangi produksi ASI
     =Diberikan setiap 12 minggu sekali
    -Jenis
     Kontrasepsi suntikan yang beredar di Indonesia ada 2 macam, yaitu DMPA (Depo Medroxis Progresteron Asetat) yang lazim disebut Depo Provera dan net oen (noretisteron) yang lazim disebut Noristerat. Depo provera sebagai kontrasepsi suntikan diberikan dosis 150 mg/3 cc sedangkan noristerat dengan dosis 200 mg/cc
    -Waktu pemberian
     =Pasca persalinan sampai 40 hari
     =Pasca keguguran sampai 7 hari
     =Interval dengan anak hidup minimal satu, sebelum hari kelima haid
    -Cara penyuntikan
     =Intramuskular
     =Tempat penyuntikan
      #Pada otot bokong (glutea) yang dalam, bekas suntikan ditutup dengan plester  untuk mencegah keluarnya obat.
      #Pada otot pangkal lengan (deltoid)
    -Indikasi
     =Ibu telah mempunyai anak lebih dari satu
     =Tidak dalam keadaan hamil
     =Riwayat siklus haid teratur
    -Kontraindikasi
     =Hamil
     =Perdarahan pervaginam yang tidak diketahui sebabnya
     =Tumor/ keganasan  

BAB IV
PENUTUP

Kesimpulan
Keluarga berencana secara umum ialah suatu usaha yang mengatur banyaknya jumlah kelahiran sedemikian rupa sehingga bagi ibu maupun bayinya dan bagi ayah serta keluarganya atau masyarakat yang bersangkutan tidak akan menimbulkan kerugian sebagai akibat langsung dari kelahiran tersebut.
Keluarga Berencana (KB) merupakan salah satu pelayanan kesehatan preventif yang paling dasar dan utama bagi wanita, meskipun tidak selalu diakui demikian. Peningkatan dan perluasan pelayanan keluarga berencana merupakan salah satu usaha untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu yang sedemikian tinggi akibat kehamilan yang dialami oleh wanita. Banyak wanita harus menentukan pilihan kontrasepsi yang sulit, tidak hanya karena terbatasnya jumlah metode yang tersedia tetapi juga karena metode-metode tertentu mungkin tidak dapat diterima sehubungan dengan kebijakan nasional KB, kesehatan individual dan seksualitas wanita atau biaya untuk memperoleh kontrasepsi (Depkes RI, 1998).

DAFTAR PUSTAKA

Depkes RI, 2000. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil Dalam Konteks Keluarga. Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan, Jakarta
_________, 2002. BukuPanduanPraktisPelayananKesehatan Maternal dan Neonatal,  Jakarta.

Herti, 2007. Cara Tepat Memilih Alat Kontrasepsi Keluarga Berencana Yang Tepat Bagi Wanita. http://www.depkes.co.id/

Notodohardjo, 2003, reproduksi Kontrasepsi dan Keluarga Berencana, Jakarta

Robert Prihardjo, 1996, Pengkajian Fisik Keperawatan, EGC, Jakarta

Saifudin,A. 2003. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Jakarta.

Suririnah, Dr. 2005. Beberapa Metode Kontrasepsi Atau KB.

Reactions

Post a Comment

0 Comments