BAB 1
KONSEP
DASAR
A.Definisi
Bayi baru lahir (neonatus) normaladalah bayi dari kehamilan 37 minggu sampai 42 minggu dan berat badan lahir 2.500 gram sampai dengan 4.000 gram. Neonatus merupakan masa bayi baru lahir sampai usia 28 hari. Periode neonatal adalah bulan pertama kehidupan.Selama periode neonatal bayi mengalami pertumbuhan dan perubahan yang amat menakjubkan (Mary Hamilton, 1995: 217).
Asuhan segera bayi baru lahir adalah asuhan yang diberikan pada bayi tersebut selama jam pertama setelah kelahiran. Sebagian besar bayi baru lahir akan menunjukkan usaha napas pernapasan spontan dengan sedikit bantuan atau gangguan. Jadi, asuhan keperawatan pada bayi baru lahir adalah asuhan keperawatan yang diberikan pada bayi yang baru mengalami proses kelahiran dan harus menyesuaikan diri dari kehidupan intra uteri ke kehidupan ekstra uteri hingga mencapai usia 37-42 minggu dan dengan berat 2.500-4.000 gram. Masa bayi baru lahir (neonatus) dibagi menjadi 2 bagian, yaitu :
1.Periode Partunate, dimana masa ini dimulai dari saat kelahiran sampai 15 dan 30 menit setelah kelahiran.
2.Periode Neonate, dimana masa ini dari pemotongan dan pengikatan tali pusar sampai sekitar akhir minggu kedua dari kehidupan pascamatur.
B.Ciri - Ciri Bayi Baru Lahir (BBL)
1.Berat badan 2500-4000 gram
2.Panjang badan lahir 48-52 cm
3.Nilai AS 7-10
4.LIDA 30-38 cm
5.LIKA 33-35 cm
6.Bunyi jantung dalam menit pertama kira-kira 180x/menit, kemudian menurun 120x/menit.
7.Pernapasan pada menit pertama cepat kira-kira 80x/menit kemudian menurun kira-kira 40x/menit.
8.Kulit kemerah-merahan dan licin karena jaringan subcutan cukup terbentuk dan diliputi vernik caseosa.
9.Rambut lanugo telah tidak terlihat, rambut kepala biasanya telah sempurna.
10.Reflek isap dan menelan sudah terbentuk dengan baik
11.Reflek morro sudah baik, bayi bila dikagetkan akan memperlihatkan gerakan seperti memeluk.
12.Graff reflek sudah baik, apabila diletakkan sesuatu benda di atas telapak tangan bayi akan menggenggam.
13.Eliminasi baik, urine dan mekonium akan keluar dalam 24 jam pertama, mekonium berwarna hitam kecoklatan.
C.Perubahan Fisiologis BBL
Bayi baru lahir akan mengalami perubahan metabolisme karbohidrat dimana dalam waktu 2 jam setelah lahir, bayi akan terjadi penurunan kadar gula darah untuk menambah energi pada jam pertama setelah bayi lahir yang diambil dari metabolisme asam lemak. Selain mengalami perubahan metabolisme karbohidrat, bayi baru lahir akan mengalami beberapa perubahan fisiologis, yaitu:
1.Sistem respirasi
Selama dalam uterus, janin mendapatkan oksigen dari pertukaran oksigen melalui plasenta.Setelah bayi lahir, pertukaran oksigen harus terjadi melalui paru.
a.Perkembangan paru
Paru berasal dari titik tumbuh yang muncul dari faring yang bercabang dan kemudian bercabang kembali membentuk struktur percabangan bronkus. Paru yang tidak matang akan mengurangi kelangsungan hidup BBL sebelum usia 24 minggu. Hal ini disebabkan keterbatasan permukaan alveolus, ketidakmatangan sistem kapiler paru, dan tidak tercukupinya jumlah surfaktan.
b.Awal adanya napas
Faktor – faktor yang berperan pada rangsangan napas pertama bayi adalah:
1.Hipoksia pada akhir persalinan dan rangsangan fisik lingkungan luar rahim yang merangsang pusat pernapasan otak.
2.Tekanan terhadap rongga dada, yang terjadi karena kompresi paru selama persalinan, yang merangsang masuknya udara ke dalam paru secara mekanis. Interaksi antara sistem pernapasan, kardiovaskuler dan susunan saraf pusat menimbulkan pernapasan yang teratur dan berkesinambungan serta denyut yang diperlukan untuk kehidupan.
3.Penimbunan karbondioksida
Setelah bayi lahir, kadar karbondioksida meningkat dalam darah dan akan merangsang pernapasan. Berkurangnya oksigen akan mengurangi gerakan pernapasan janin, tetapi sebaliknya peningkatan karbondioksida akan menambah frekuensi dan tingkat gerakan pernapasan janin.
4.Perubahan suhu
Ketika bayi baru lahir, bayi berada dalam suhu lingkungan yang lebih rendah dari suhu di dalam rahim ibu, akibatnya metabolisme jaringan meningkat dan kebutuhan O2 juga.
5.Surfaktan dan upaya pernapasan
Upaya pernapasan pertama seorang bayi berfungsi untuk mengeluarkan cairan dalam paru dan mengembalikan jaringan alveolus paru - paru untuk pertama kali.
Agar alveolus dapat berfungsi, harus terdapat surfaktan (lemak lesitin/sfingomielin) yang cukup dan aliran darah ke paru.Produksi surfaktan dimulai pada 20 minggu kehamilan, dan jumlahnya meningkat sampai paru matang (sekitar 30-34 minggu kehamilan).Fungsi surfaktan adalah untuk mengurangi tekanan permukaan paru dan membantu untuk menstabilkan dinding alveolus sehingga tidak kolaps pada akhir pernapasan.
Tidak adanya surfaktan menyebabkan alveolus kolaps setiap saat akhir pernapasan yang menyebabkan sulit bernapas.Peningkatan kebutuhan ini memerlukan penggunaan lebih banyak oksigen dan glukosa. Berbagai peningkatan ini menyebabkan stress pada bayi yang sebelumnya sudah terganggu.
Bayi cukup bulan mempunyai cairan di parunya.Pada saat bayi melewati jalan lahir selama persalinan, sekitar sepertiga cairan ini diperas keluar dari paru – paru.Seorang bayi yang dilahirkan secara sectio sesaria kehilangan keuntungan dari kompresi rongga dada dan dapat menderita paru – paru basah dalam jangka waktu lebih lama.Dengan beberapa kali tarikan napas yang pertama udara memenuhi ruangan trakea dan bronkus BBL. Sisa cairan di paru – paru dikeluarkan dari paru – paru dan diserap oleh pembuluh limfe dan darah.
Selama 1 jam pertama kehidupannya, sistem limfe melanjutkan pengeluaran cairan dari paru. Proses ini juga merupakan akibat perbedaan tekanan alveoli ke jaringan interstisiil ke kapiler. Penurunan tahanan vaskuler memungkinkan aliran cairan paru tersebut.Pernapasan abnormal dan kegagalan pengembangan paru yang maksimal memperlambat perpindahan cairan paru dan interstisiil ke sirkulasi.Retensi cairan mengganggu kemampuam bayi untuk mempertahankan oksigenasi yang adekuat.Lingkar dada ± 30-33 cm saat lahir, sehingga fungsi respirasi bayi lebih banyak menggunakan kontraksi diafragma ari pada costae.
2.Sistem Sirkulasi
Sistem sirkulasi mengalami perubahan pada saat bayi dilahirkan.Terdapat dua perubahan yang harus terjadi untuk mendapatkan sistem sirkulasi yang baik, yaitu menutupnya foramen ovale pada atrium serta ductus arteriosus antara paru dan aorta.Perubahan sirkulasi ini terjadi akibat perubahan tekanan pada seluruh sistem vaskular. Oksigen menyebabkan sistem vaskular mengubah tekanan dengan cara mengurangi atau meningkatkan resistensinya, sehingga mengubah aliran darah.
Terdapat dua peristiwa yang dapat merubah tekanan dalam sistem pembuluh darah, yaitu:
a.Pada saat tali pusat dipotong resistensi pembuluh sistemik meningkat dan tekanan atrium kanan menurun, tekanan atrium menurun kerena berkurangnya aliran darah ke atrium kanan tersebut. Hal ini menyebabkan penurunan volume dan tekanan atrium kanan. Kedua kejadian ini membantu darah dengan sedikit kandungan oksigen mengalir ke paru untuk menjalani proses oksigenisasi ulang.
b.Pernapasan pertama menurunkan resistensi pada pembuluh darah paru dan meningkatkan tekanan pada atrium kanan. Oksigen pada pernapasan pertama ini menimbulkan relaksasi dan terbukanya sistem pembuluh darah paru. Peningkatan sirkulasi ke paru mengakibatkan peningkatan volume darah dan tekanan pada atrium kanan dengan peningkatan tekanan atrium kanan ini dan penurunan pada atrium kiri, foramen ovale secara fungsional akan menutup.
c.Frekuensi nadi BBL ±120-160x/menit, kadang mengalami murmur yang akan hilang pada usia 6 bulan. Tekanan darah bayi bervariasi ± 78/42 mmHg. Menangis menyebabkan peningkatan tekanan sistolik. Volume darah ± 80-110 cc/kg/BB, menjadi 2x lipat pada akhir tahun pertama.
Perubahan yang terjadi pada sistem peredaran darah (sistem sirkulasi).
3.Termoregulasi
Pengendalian panas adalah cara kedua untuk menstabilkan fungsi pernapasan dan sirkulasi bayi. Termoregulasi adalah upaya mempertahankan keseimbangan antara produksi dan pengeluaran panas.Bayi bersifat homeothermic yang artinya berusaha menstabilkan suhu badan internal dalam rentang yang pendek.Hipotermi dan kehilangan panas yang berlebihan merupakan kejadian yang membahayakan.
Termogenesis pada bayi dipenuhi oleh brown fat dan meningkatkan aktivitas metabolisme otak, jantung dan liver.Brown fat terletak diantara kedua scapula dan axial, serta di dalam pintu masuk dada, sekitar ginjal dan vertebra.Lemak tersebut banyak mengandung pembuluh darah dan saraf daripada lemak biasa.Panas diproduksi dengan metabolisme dalam lemak tersebut.Lemak tersebut ada sampai beberapa minggu setelah kelahiran dan berkurang dengan suhu dingin.Semakin matur janin semakin banyak brown fat.
Mekanisme kehilangan panas pada bayi meliputi:
a.Konveksi
Bayi mengalami kehilangan panas karena panas mengalir dari permukaan tubuh ke suhu udara yang lebih dingin di sekitarnya
b.Radiasi
Bayi mengalami kehilangan panas dari permukaan tubuh ke permukaan benda padat yang dekat dengan bayi tetapi tidak dengan kontak langsung.
c.Evaporasi
Bayi mengalami kehilangan panas saat kulitnya basah.Kehilangan panas terjadi oleh karena penguapan kulit tersebut.
d.Konduksi
Bayi kehilangan panas dari permukaan tubuhnya ke permukaan benda padat yang menempel ditubuhnya.
Mekanisme tubuh bayi saat mengalami kedinginan yaitu :
Meningkatkan frekuensi nafas karena kebutuhan oksigen meningkat akibat konsumsi oksigen pada waktu dingin. Konsumsi oksigen dan energi yang sebelumnya dipakai untuk mempertahankan fungsi otak, jantung dan pertumbuhan dipakai untuk termoregulasi untuk mempertahankan hidup.
4.Sistem Hematologi
Saat bayi lahir, nilai rata-rata hemoglobin, SDM, dan hematokrit lebih tinggi dari dewasa. Hemoglobin BBL berkisar antara 14,5 sampai 22,5 gram/dl. Hematokrit bervariasi dari 44% sampai 72% dan hitung SDM berkisar antara 5 sampai 7,5 juta/mm3. WBC 18.000/mm. Hb turun 11-17 gr/dl dan RBC turun menjadi 4,2-5,3 pada akhir bulan pertama.
5.Sistem Renal
Pada kehamilan cukup bulan, ginjal menempati sebagian besar dinding abdomen posterior.Kandung kemih berada di dekat dinding abdomen anterior. Pada bayi baru lahir, hampir semua massa yang teraba di abdomen berasal dari ginjal. Fungsi renal seperti orang dewasa baru dapat dipenuhi saat bayi berusia 2 bulan.Bayi baru lahir memiliki rentang keseimbangan kimia dan rentang keamanan yang kecil.Infeksi, diare, atau pola makan yang tidak teratur secara cepat dapat menimbulkan asidosis dan ketidakseimbangan cairan, seperti dehidrasi atau edema.Ketidakseimbangan ginjal juga membatasi kemampuan bayi baru lahir untuk mengekskresi obat. Saat lahir biasanya bayi akan BAK sedikit dan kemudian tidak BAK selama 12-2 jam, kemudian akan BAK 6-10x/hari. Urine berwarna kuning jernih, berjumlah 15-60 cc/kgBB/hari. Kadang- kadang ada noda sedikit merah karena kristal urat.
6.Sistem Gastrointestinal
Bayi baru lahir cukup bulan (aterm) sudah mampu menelan, mencerna, memetabolisme, dan mengabsorbsi protein dan karbohidarat sederhana serta mengemulsi lemak.Mukosa mulut basah, berwarna merah muda, pipi penuh karena perkembangan bantalan menghisap yang baik. Bayi tidak dapat memindahkan makanan dari bibir ke farink, oleh karena itu puting susu harus diletakkan tepat diatas lidah dekat dengan farink. Aktivitas peristaltic esofhagus belum terorganisasi, kemudian polanya akan menjadi teratur sehingga bisa mulai menelan dengan baik. Tidak ada bakteri pada GIT pada saat lahir, bakteri akan masuk setelah lahir melalui orifisium ovale anal dan udara. Kapasitas lambung bayi 30-90 cc tergantung besarnya bayi. Keasaman lambung lebih rendah dalam beberapa minggu sampai usia 2-3 bulan.
Saat lahir perut bawah dipenuhi oleh mekonium yang dibentuk setelah janin di dalam uterus.Mekonium dibentuk dari cairan amnion, zat-zat yang didalamnya (sel-sel epidermis, lanugo yang ditelan bayi), sekresi saluran cerna dan pecahan sel dari mukosa.Warna hijau kehitaman dan lengket, warna tersebut adalah akibat pigmen empedu.Keluaran mekonium yang pertama adalah steril. Mekonium akan berganti dengan feses dalam 12-24 jam. Distensi otot abdomen mempengaruhi relaksasi dan kontraksi otot kolon sehingga sering bayi segera BAB setelah makan.
7.Sistem Hepatika
Hati dan kandung empedu dibentuk pada minggu keempat kehamilan.Pada bayi baru lahir, hati dapat dipalpasi sekitar 1 cm di bawah batas kanan costae karena hati berukuran besar dan menempati sekitar 40% rongga abdomen.Hati bertanggung jawab terhadap metabolisme billirubin.50% bayi aterm mengalami hyperbillirubinemia fisiologis. Ikterik neonates terjadi akibat produksi bilirubin dengan kecepatan yang lebih besar dari dewasa dan terdapat cukup banyak reabsorbsi bilirubin pada usus halus neonates.
Kriteria ikterik fisiologis atara lain:
a.Bayi tampak normal
b.Pada bayi aterm, jaundice muncul setelah 24 jam lalu hilang hari ke-7
c.Pada bayi preterm, jaundice muncul setelah 48 jam lalu hilang pada hari ke-9/10
d.Jumlah bilirubin indirect < 12mg/100ml
e.Jumlah bilirubin direct <1-1,5 mg/ml
f.Peningkatan bilirubin tidak melebihi 5 mg/100ml perhari
8.Sistem Integumen
Vernix caseosa, suatu lapisan putih seperti keju, menutupi kulit bayi saat lahir, fungsinya masih belum jelas. Dalam 24 jam vernix caseosa akan diabsorbsi kulit dan hilang seluruhnya, jadi tidak perlu dibersihkan. Kulit bayi sangat sensitive dan mudah rusak, warnanya agak merah beberapa jam setelah lahir.Pada wajah, bahu dan punggung ditumbuhi rambut lanugo. Bayi baru lahir tampak montok, lemak subkutan terakumulasi sejak trimester III.
9.Sistem Imunologi
Sel-sel yang menyuplai imunitas bayi berkembang pada awal kehidupan janin, tetapi sel-sel ini tidak aktif selama beberapa bulan.Selama tiga bulan pertama kehidupan, bayi dilindungi oleh imunitas pasif yang diperoleh dari ibu.Barier alami, seperti asam lambung atau produksi pepsin dan tripsin, yang tetap mempertahankan kestterilan usus halus, belum berkembang dengan baik sampai tiga atau empat minggu.IgA tidak terdapat pada saluran pernapasan, traktus urinarius, dan GIT.IgA aka nada pada GIT jika bayi mendapatkan ASI. Bayi baru mensintesis IgG dan mencapai 40% kadar IgG orang dewasa pada usia 9 bulan. IgA, IgD, dan IgE diproduksi secara bertahap dan tidak mencapai kadar optimal pada masa kanak-kanak dini. Bayi yang mendapatkan ASI mendapat imunitas pasif dari kolostrum dan ASI.
10.Sistem musculoskeletal
Pertumbuhan tulang terjadi chepalocaudal.Kepala mempunyai panjang ¼ dari panjang badan bayi, dengan lengan lebih panjang sedikit dari kaki.Ukuran dan bentuk kepala dapat sedikit berubah akibat penyesuaian dengan jalan lahir. Ubun-ubun (fontanel) anterior teraba lunak akan menutup pada bulan ke 12-18. Lingkar kepala bervariasi 33-37 cm. vertebra harus dicek adanya dimple (bengkok), mungkin berhubungan dengan spina bifida.
11.Sistem Reproduksi
a.Wanita
-Ovarium sudah berisi ribuan sel-sel primitive (folikel primordial).
-Peningkatan estrogen selama kehamilan didikuti dengan penurunan yang tiba-tiba saat kelahiran menyebabkan terjadinya pengeluaran darah atau mucus dari vagina disebut pseudomenstruasi.
-Genitalia eksterna edema dan hiperpigmentasi.
-Labia mayor dan minor sudah menutupi vestibulum.
-Vernix caseosa terdapat dikedua labia.
b.Pria
-Testis sudah turun kedalam scrotum pada 90 % bayi.
-Spermatogenesis belum terjadi, baru terjadi saat pubertas.
-Preputium bisa berisi smegma yaitu suatu substansi putih seperti keju
-Genitalia eksterna membengkak dan hiperpigmentasi sebagai efek dari hormone ibu
-Sering terjadi hidroceles yaitu akumulasi cairan disekitar testis, bisa sembuh sendiri.
D.Refleks pada Bayi Baru Lahir
1.Refleks Moro
Refleks ini terjadi karena adanya reaksi miring terhadap rangsangan mendadak.Refleksnya simetris dan terjadi pada 8 minggu pertama setelah lahir. Tidak adanya refleks moro menandakan terjadinya kerusakan atau ketidakmatangan otak.
2.Refleks Rooting / Refleks Dasar
Dalam memberikan reaksi terhadap belaian di pipi atau sisi mulut, bayi akan menoleh ke arah sumber rangsangan dan membuka mulutnya siap untuk menghisap.
3.Refleks Menyedot dan Menelan / Refleks Sucking
Berkembang dengan baik pada bayi normal dan dikoordinasikan dengan pernafasan.Ini penting untuk pemberian makan yang aman dan gizi yang memadai.
4.Refleks Mengedip dan Refleks Mata
Melindungi mata dari trauma.
5.Refleks Graphs / Plantar
Genggaman tangan diperoleh dengan menempatkan jari atau pensil di dalam telapak tangan bayi yang akan menggenggam dengan erat. Reaksi yang sama dapat ditunjukkan dengan membelai bagian bawah tumit (genggam telapak kaki).
6.Refleks Walking / Berjalan dan Melangkah
Jika disangga secara tegak dengan kaki menyentuh permukaan yang rata, bayi akan terangsang untuk berjalan.
7.Refleks Tonik Neck
Pada posisi terlentang lengan disamping tubuh tempat kepala menoleh kearah itu terulur sedangkan lengan sebelah terkulai.
8.Refleks Tarik
Jika didudukkan tegak, kepala bayi pada awalnya akan terkulai ke belakang lalu bergerak ke kanan sesaat sebelum akhirnya tertunduk ke arah depan
E.Penanganan Bayi Baru Lahir
Menurut Prawirohardjo, (2002) tujuan utama perawatan bayi segera sesudah lahir, adalah:
1.Membersihkan jalan napas
Bayi normal akan menangis spontan segera setelah lahir, apabila bayi tidak langsung menangis, penolong segera membersihkan jalan nafas dengan cara sebagai berikut:
a.Letakkan bayi pada posisi terlentang di tempat yang keras dan hangat.
b.Posisi kepala diatur lurus sedikit tengadah ke belakang
c.Bersihkan hidung, rongga mulut dan tenggorokan bayi dengan jari tangan yang dibungkus kassa steril.
d.Tepuk kedua telapak kaki bayi sebanyak 2-3 kali atau gosok kulit bayi dengan kain.
2.Memotong dan Merawat Tali Pusat
Tali pusat dipotong sebelum atau sesudah plasenta lahir tidak begitu menentukan dan tidak akan mempengaruhi bayi, kecuali pada bayi kurang bulan. Tali pusat dipotong 5 cm dari dinding perut bayi dengan gunting steril dan diikat dengan pengikat steril.Apabila masih terjadi perdarahan dapat dibuat ikatan baru.Luka tali pusat dibersihkan dan dirawat dengan alkohol 70% atau povidon iodin 10% serta dibalut kasa steril.Pembalut tersebut diganti setiap hari dan atau setiap tali basah / kotor.Sebelum memotong tali pusat, pastikan bahwa tali pusat telah diklem dengan baik, untuk mencegah terjadinya perdarahan.
3.Mempertahankan Suhu Tubuh Bayi
Pada waktu baru lahir, bayi belum mampu mengatur tetap suhu badannya dan membutuhkan pengaturan dari luar untuk membuatnya tetap hangat.Bayi baru lahir harus dibungkus hangat.
4.Memberi Vitamin K
Untuk mencegah terjadinya perdarahan, semua bayi baru lahir normal dan cukup bulan perlu diberi vitamin K peroral 1 mg/hari selama 3 hari, sedangkan bayi risiko tinggi diberi vitamin K parenteral dengan dosis 0,5 – 1 mg IM
5.Memberi Obat Tetes / Salep Mata
Di beberapa negara perawatan mata bayi baru lahir secara hukum diharuskan untuk mencegah terjadinya oplitalmic neonatorum. Di daerah dimana prevalensi gonorhoe tinggi, setiap bayi baru lahir perlu diberi salep mata sesudah 5 jam bayi lahir. Pemberian obat mata eritromisin 0,5% atau tetrasiklin 1% dianjurkan untuk pencegahan penyakit mata karena klamidia (penyakit menular seksual).
6.Identifikasi Bayi
a.Peralatan identifikasi bayi baru lahir harus selalu tersedia di tempat penerimaan pasien, di kamar bersalin dan di ruang rawat bayi.
b.Alat yang digunakan hendaknya kebal air, dengan tepi yang halus tidak mudah melukai, tidak mudah sobek dan tidak mudah lepas.
c.Pada alat/gelang identifikasi harus tercantum : nama (bayi, nyonya) tanggal lahir, nomor bayi, jenis kelamin, unit, nama lengkap ibu.
d.Di setiap tempat tidur harus diberi tanda dengan mencantumkan nama, tanggal lahir, nomor identifikasi.
7.Pemantauan Bayi Baru Lahir
Tujuan pemantauan bayi baru lahir adalah untuk mengetahui aktivitas bayi normal atau tidak dan identifikasi masalah kesehatan bayi baru lahir yang memerlukan perhatian keluarga dan penolong persalinan serta tindak lanjut petugas kesehatan. Pemantauan 2 jam pertama sesudah lahir meliputi:
a.Kemampuan menghisap kuat atau lemah
b.Bayi tampak aktif atau lunglai
c.Bayi kemerahan atau biru
F.Pemeriksaan Bayi Baru Lahir
Pemeriksaan BBL bertujuan untuk mengetahui sedini mungkin kelainan pada bayi.Risiko terbesar kematian BBL terjadi pada 24 jam pertama kehidupan, sehingga jika bayi lahir di fasilitas kesehatan sangat dianjurkan untuk tetap tinggal di fasilitas kesehatan selama 24 jam pertama.
Waktu pemeriksaan bayi baru lahir yaitu:
-Baru lahir sebelum usia 6 jam
-Usia 6-48 jam
-Usia 3-7 hari
-Minggu ke-2 pasca lahir
Langkah-langkah pemeriksaan:
-Pemeriksaan dilakukan dalam keadaan bayi tenang (tidak menangis)
-Pemeriksaan tidak harus berurutan, dahulukan menilai pernafasan dan tarikan dinding dada bawah, denyut jantung serta perut
-Selalu mencuci tangan pakai sabun dengan air mengalir sebelum dan sesudah memegang bayi.
G.Diagnosa Keperawatan
a.Ketidakefektifan pola nafas b.d imaturitas otot-otot pernafasan dan penurunan ekspansi paru
b.Ketidakefektifan bersihan jalan napas b.d penumpukan sekret dan obstruksi jalan napas
H.Rencana Keperawatan
DIAGNOSA KEPERAWATAN : 1
Ketidakefektifan pola nafas b.d imaturitas otot-otot pernafasan dan penurunan ekspansi paru
Setelah dilakukan intervensi keperawatan pola nafas BBL kembali efektif.
Kriteria Hasil :
a.Kemudahan bernafas dan keadalaman inspirasi
b.Ekspansi dada simetris
c.Tidak ada gangguan otot bantu pernapasan
d.Tidak ada bunyi napas tambahan
e.Nafas pendek tidak ada
1.Observasi adanya pucat dan sianosis.
2.Pantau kecepatan, irama, kedalaman, dan usaha respirasi.
3.Auskultasi bunyi nafas, perhatikan area penurunan dan adanya bunyi nafas tambahan.
4.Lakukan pengisapan sesuai dengan kebutuhan untuk membersihkan sekresi.
5.Tindakan kolaborasi : Berikan non re-breathing mask dengan oksigen.
DIAGNOSA KEPERAWATAN : 2
Ketidakefektifan bersihan jalan napas b.d penumpukan sekret dan obstruksi jalan napas
Setelah dilakukan intervensi keperawatan BBL menunjukkan keefektifan jalan nafas.
Kriteria hasil :
a.BBL mudah untuk bernafas.
b.Kegelisahan, sianosis, dan dyspnea tidak ada.
c.RR dalam batas normal
1.Kaji keefektifan pemberian oksigen dan perawatan yang lain.
2.Auskultasi bagian dada anterior dan posterior untuk mengetahui adanya penurunan atau tidak adanya ventilasi dan adanya bunyi tambahan.
3.Pantau status oksigen BBL.
4.Jelaskan pada keluarga tentang penggunaan peralatan : O2, suction, inhalasi.
5.Tindakan kolaborasi : Berikan udara/oksigen yang telah dihumidifikasi
DIAGNOSA KEPERAWATAN : 2
Hipotermia b.d kegagalan mempertahankan suhu tubuh, penurunan jaringan lemak subkutan
Setelah dilakukan intervensi keperawatan setelah dilakukan intervensi keperawatan hipotermia tidak terjadi.
Kriteria hasil :
a.BBL menunjukkan termoregulasi neonantes
1.Pantau suhu paling sedikit setiap 2 jam, sesuai kebutuhan.
2.Pantau suhu bayi lahir sampai stabil.
3.Selimuti bayi segera setelah dilahirkan.
4.Gunakan tutup kepala bayi baru lahir.
5.Tempatkan bayi baru lahir dalam incubator atau dibawah penghangat sesuai kebutuhan.
DAFTAR PUSTAKA
Bulecheck, Gloria M., et al. 2013. Nursing Interventions Classification (NIC) sixth Edition. Mosby an Imprint of Elsevier Inc.
Moorhead, Sue., et al. 2013. Nursing Outcomes Classification (NOC) Fifth Edition. Mosby an Imprint of Elsevier Inc.
NANDA International. 2015. Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi 2015 – 2017 Edisi 10. Jakarta: EGC.
NANDA. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan NANDA Nic Noc. Yogyakarta; Mediaaction
Bayi baru lahir (neonatus) normaladalah bayi dari kehamilan 37 minggu sampai 42 minggu dan berat badan lahir 2.500 gram sampai dengan 4.000 gram. Neonatus merupakan masa bayi baru lahir sampai usia 28 hari. Periode neonatal adalah bulan pertama kehidupan.Selama periode neonatal bayi mengalami pertumbuhan dan perubahan yang amat menakjubkan (Mary Hamilton, 1995: 217).
Asuhan segera bayi baru lahir adalah asuhan yang diberikan pada bayi tersebut selama jam pertama setelah kelahiran. Sebagian besar bayi baru lahir akan menunjukkan usaha napas pernapasan spontan dengan sedikit bantuan atau gangguan. Jadi, asuhan keperawatan pada bayi baru lahir adalah asuhan keperawatan yang diberikan pada bayi yang baru mengalami proses kelahiran dan harus menyesuaikan diri dari kehidupan intra uteri ke kehidupan ekstra uteri hingga mencapai usia 37-42 minggu dan dengan berat 2.500-4.000 gram. Masa bayi baru lahir (neonatus) dibagi menjadi 2 bagian, yaitu :
1.Periode Partunate, dimana masa ini dimulai dari saat kelahiran sampai 15 dan 30 menit setelah kelahiran.
2.Periode Neonate, dimana masa ini dari pemotongan dan pengikatan tali pusar sampai sekitar akhir minggu kedua dari kehidupan pascamatur.
B.Ciri - Ciri Bayi Baru Lahir (BBL)
1.Berat badan 2500-4000 gram
2.Panjang badan lahir 48-52 cm
3.Nilai AS 7-10
4.LIDA 30-38 cm
5.LIKA 33-35 cm
6.Bunyi jantung dalam menit pertama kira-kira 180x/menit, kemudian menurun 120x/menit.
7.Pernapasan pada menit pertama cepat kira-kira 80x/menit kemudian menurun kira-kira 40x/menit.
8.Kulit kemerah-merahan dan licin karena jaringan subcutan cukup terbentuk dan diliputi vernik caseosa.
9.Rambut lanugo telah tidak terlihat, rambut kepala biasanya telah sempurna.
10.Reflek isap dan menelan sudah terbentuk dengan baik
11.Reflek morro sudah baik, bayi bila dikagetkan akan memperlihatkan gerakan seperti memeluk.
12.Graff reflek sudah baik, apabila diletakkan sesuatu benda di atas telapak tangan bayi akan menggenggam.
13.Eliminasi baik, urine dan mekonium akan keluar dalam 24 jam pertama, mekonium berwarna hitam kecoklatan.
C.Perubahan Fisiologis BBL
Bayi baru lahir akan mengalami perubahan metabolisme karbohidrat dimana dalam waktu 2 jam setelah lahir, bayi akan terjadi penurunan kadar gula darah untuk menambah energi pada jam pertama setelah bayi lahir yang diambil dari metabolisme asam lemak. Selain mengalami perubahan metabolisme karbohidrat, bayi baru lahir akan mengalami beberapa perubahan fisiologis, yaitu:
1.Sistem respirasi
Selama dalam uterus, janin mendapatkan oksigen dari pertukaran oksigen melalui plasenta.Setelah bayi lahir, pertukaran oksigen harus terjadi melalui paru.
a.Perkembangan paru
Paru berasal dari titik tumbuh yang muncul dari faring yang bercabang dan kemudian bercabang kembali membentuk struktur percabangan bronkus. Paru yang tidak matang akan mengurangi kelangsungan hidup BBL sebelum usia 24 minggu. Hal ini disebabkan keterbatasan permukaan alveolus, ketidakmatangan sistem kapiler paru, dan tidak tercukupinya jumlah surfaktan.
b.Awal adanya napas
Faktor – faktor yang berperan pada rangsangan napas pertama bayi adalah:
1.Hipoksia pada akhir persalinan dan rangsangan fisik lingkungan luar rahim yang merangsang pusat pernapasan otak.
2.Tekanan terhadap rongga dada, yang terjadi karena kompresi paru selama persalinan, yang merangsang masuknya udara ke dalam paru secara mekanis. Interaksi antara sistem pernapasan, kardiovaskuler dan susunan saraf pusat menimbulkan pernapasan yang teratur dan berkesinambungan serta denyut yang diperlukan untuk kehidupan.
3.Penimbunan karbondioksida
Setelah bayi lahir, kadar karbondioksida meningkat dalam darah dan akan merangsang pernapasan. Berkurangnya oksigen akan mengurangi gerakan pernapasan janin, tetapi sebaliknya peningkatan karbondioksida akan menambah frekuensi dan tingkat gerakan pernapasan janin.
4.Perubahan suhu
Ketika bayi baru lahir, bayi berada dalam suhu lingkungan yang lebih rendah dari suhu di dalam rahim ibu, akibatnya metabolisme jaringan meningkat dan kebutuhan O2 juga.
5.Surfaktan dan upaya pernapasan
Upaya pernapasan pertama seorang bayi berfungsi untuk mengeluarkan cairan dalam paru dan mengembalikan jaringan alveolus paru - paru untuk pertama kali.
Agar alveolus dapat berfungsi, harus terdapat surfaktan (lemak lesitin/sfingomielin) yang cukup dan aliran darah ke paru.Produksi surfaktan dimulai pada 20 minggu kehamilan, dan jumlahnya meningkat sampai paru matang (sekitar 30-34 minggu kehamilan).Fungsi surfaktan adalah untuk mengurangi tekanan permukaan paru dan membantu untuk menstabilkan dinding alveolus sehingga tidak kolaps pada akhir pernapasan.
Tidak adanya surfaktan menyebabkan alveolus kolaps setiap saat akhir pernapasan yang menyebabkan sulit bernapas.Peningkatan kebutuhan ini memerlukan penggunaan lebih banyak oksigen dan glukosa. Berbagai peningkatan ini menyebabkan stress pada bayi yang sebelumnya sudah terganggu.
Bayi cukup bulan mempunyai cairan di parunya.Pada saat bayi melewati jalan lahir selama persalinan, sekitar sepertiga cairan ini diperas keluar dari paru – paru.Seorang bayi yang dilahirkan secara sectio sesaria kehilangan keuntungan dari kompresi rongga dada dan dapat menderita paru – paru basah dalam jangka waktu lebih lama.Dengan beberapa kali tarikan napas yang pertama udara memenuhi ruangan trakea dan bronkus BBL. Sisa cairan di paru – paru dikeluarkan dari paru – paru dan diserap oleh pembuluh limfe dan darah.
Selama 1 jam pertama kehidupannya, sistem limfe melanjutkan pengeluaran cairan dari paru. Proses ini juga merupakan akibat perbedaan tekanan alveoli ke jaringan interstisiil ke kapiler. Penurunan tahanan vaskuler memungkinkan aliran cairan paru tersebut.Pernapasan abnormal dan kegagalan pengembangan paru yang maksimal memperlambat perpindahan cairan paru dan interstisiil ke sirkulasi.Retensi cairan mengganggu kemampuam bayi untuk mempertahankan oksigenasi yang adekuat.Lingkar dada ± 30-33 cm saat lahir, sehingga fungsi respirasi bayi lebih banyak menggunakan kontraksi diafragma ari pada costae.
2.Sistem Sirkulasi
Sistem sirkulasi mengalami perubahan pada saat bayi dilahirkan.Terdapat dua perubahan yang harus terjadi untuk mendapatkan sistem sirkulasi yang baik, yaitu menutupnya foramen ovale pada atrium serta ductus arteriosus antara paru dan aorta.Perubahan sirkulasi ini terjadi akibat perubahan tekanan pada seluruh sistem vaskular. Oksigen menyebabkan sistem vaskular mengubah tekanan dengan cara mengurangi atau meningkatkan resistensinya, sehingga mengubah aliran darah.
Terdapat dua peristiwa yang dapat merubah tekanan dalam sistem pembuluh darah, yaitu:
a.Pada saat tali pusat dipotong resistensi pembuluh sistemik meningkat dan tekanan atrium kanan menurun, tekanan atrium menurun kerena berkurangnya aliran darah ke atrium kanan tersebut. Hal ini menyebabkan penurunan volume dan tekanan atrium kanan. Kedua kejadian ini membantu darah dengan sedikit kandungan oksigen mengalir ke paru untuk menjalani proses oksigenisasi ulang.
b.Pernapasan pertama menurunkan resistensi pada pembuluh darah paru dan meningkatkan tekanan pada atrium kanan. Oksigen pada pernapasan pertama ini menimbulkan relaksasi dan terbukanya sistem pembuluh darah paru. Peningkatan sirkulasi ke paru mengakibatkan peningkatan volume darah dan tekanan pada atrium kanan dengan peningkatan tekanan atrium kanan ini dan penurunan pada atrium kiri, foramen ovale secara fungsional akan menutup.
c.Frekuensi nadi BBL ±120-160x/menit, kadang mengalami murmur yang akan hilang pada usia 6 bulan. Tekanan darah bayi bervariasi ± 78/42 mmHg. Menangis menyebabkan peningkatan tekanan sistolik. Volume darah ± 80-110 cc/kg/BB, menjadi 2x lipat pada akhir tahun pertama.
Perubahan yang terjadi pada sistem peredaran darah (sistem sirkulasi).
3.Termoregulasi
Pengendalian panas adalah cara kedua untuk menstabilkan fungsi pernapasan dan sirkulasi bayi. Termoregulasi adalah upaya mempertahankan keseimbangan antara produksi dan pengeluaran panas.Bayi bersifat homeothermic yang artinya berusaha menstabilkan suhu badan internal dalam rentang yang pendek.Hipotermi dan kehilangan panas yang berlebihan merupakan kejadian yang membahayakan.
Termogenesis pada bayi dipenuhi oleh brown fat dan meningkatkan aktivitas metabolisme otak, jantung dan liver.Brown fat terletak diantara kedua scapula dan axial, serta di dalam pintu masuk dada, sekitar ginjal dan vertebra.Lemak tersebut banyak mengandung pembuluh darah dan saraf daripada lemak biasa.Panas diproduksi dengan metabolisme dalam lemak tersebut.Lemak tersebut ada sampai beberapa minggu setelah kelahiran dan berkurang dengan suhu dingin.Semakin matur janin semakin banyak brown fat.
Mekanisme kehilangan panas pada bayi meliputi:
a.Konveksi
Bayi mengalami kehilangan panas karena panas mengalir dari permukaan tubuh ke suhu udara yang lebih dingin di sekitarnya
b.Radiasi
Bayi mengalami kehilangan panas dari permukaan tubuh ke permukaan benda padat yang dekat dengan bayi tetapi tidak dengan kontak langsung.
c.Evaporasi
Bayi mengalami kehilangan panas saat kulitnya basah.Kehilangan panas terjadi oleh karena penguapan kulit tersebut.
d.Konduksi
Bayi kehilangan panas dari permukaan tubuhnya ke permukaan benda padat yang menempel ditubuhnya.
Mekanisme tubuh bayi saat mengalami kedinginan yaitu :
Meningkatkan frekuensi nafas karena kebutuhan oksigen meningkat akibat konsumsi oksigen pada waktu dingin. Konsumsi oksigen dan energi yang sebelumnya dipakai untuk mempertahankan fungsi otak, jantung dan pertumbuhan dipakai untuk termoregulasi untuk mempertahankan hidup.
4.Sistem Hematologi
Saat bayi lahir, nilai rata-rata hemoglobin, SDM, dan hematokrit lebih tinggi dari dewasa. Hemoglobin BBL berkisar antara 14,5 sampai 22,5 gram/dl. Hematokrit bervariasi dari 44% sampai 72% dan hitung SDM berkisar antara 5 sampai 7,5 juta/mm3. WBC 18.000/mm. Hb turun 11-17 gr/dl dan RBC turun menjadi 4,2-5,3 pada akhir bulan pertama.
5.Sistem Renal
Pada kehamilan cukup bulan, ginjal menempati sebagian besar dinding abdomen posterior.Kandung kemih berada di dekat dinding abdomen anterior. Pada bayi baru lahir, hampir semua massa yang teraba di abdomen berasal dari ginjal. Fungsi renal seperti orang dewasa baru dapat dipenuhi saat bayi berusia 2 bulan.Bayi baru lahir memiliki rentang keseimbangan kimia dan rentang keamanan yang kecil.Infeksi, diare, atau pola makan yang tidak teratur secara cepat dapat menimbulkan asidosis dan ketidakseimbangan cairan, seperti dehidrasi atau edema.Ketidakseimbangan ginjal juga membatasi kemampuan bayi baru lahir untuk mengekskresi obat. Saat lahir biasanya bayi akan BAK sedikit dan kemudian tidak BAK selama 12-2 jam, kemudian akan BAK 6-10x/hari. Urine berwarna kuning jernih, berjumlah 15-60 cc/kgBB/hari. Kadang- kadang ada noda sedikit merah karena kristal urat.
6.Sistem Gastrointestinal
Bayi baru lahir cukup bulan (aterm) sudah mampu menelan, mencerna, memetabolisme, dan mengabsorbsi protein dan karbohidarat sederhana serta mengemulsi lemak.Mukosa mulut basah, berwarna merah muda, pipi penuh karena perkembangan bantalan menghisap yang baik. Bayi tidak dapat memindahkan makanan dari bibir ke farink, oleh karena itu puting susu harus diletakkan tepat diatas lidah dekat dengan farink. Aktivitas peristaltic esofhagus belum terorganisasi, kemudian polanya akan menjadi teratur sehingga bisa mulai menelan dengan baik. Tidak ada bakteri pada GIT pada saat lahir, bakteri akan masuk setelah lahir melalui orifisium ovale anal dan udara. Kapasitas lambung bayi 30-90 cc tergantung besarnya bayi. Keasaman lambung lebih rendah dalam beberapa minggu sampai usia 2-3 bulan.
Saat lahir perut bawah dipenuhi oleh mekonium yang dibentuk setelah janin di dalam uterus.Mekonium dibentuk dari cairan amnion, zat-zat yang didalamnya (sel-sel epidermis, lanugo yang ditelan bayi), sekresi saluran cerna dan pecahan sel dari mukosa.Warna hijau kehitaman dan lengket, warna tersebut adalah akibat pigmen empedu.Keluaran mekonium yang pertama adalah steril. Mekonium akan berganti dengan feses dalam 12-24 jam. Distensi otot abdomen mempengaruhi relaksasi dan kontraksi otot kolon sehingga sering bayi segera BAB setelah makan.
7.Sistem Hepatika
Hati dan kandung empedu dibentuk pada minggu keempat kehamilan.Pada bayi baru lahir, hati dapat dipalpasi sekitar 1 cm di bawah batas kanan costae karena hati berukuran besar dan menempati sekitar 40% rongga abdomen.Hati bertanggung jawab terhadap metabolisme billirubin.50% bayi aterm mengalami hyperbillirubinemia fisiologis. Ikterik neonates terjadi akibat produksi bilirubin dengan kecepatan yang lebih besar dari dewasa dan terdapat cukup banyak reabsorbsi bilirubin pada usus halus neonates.
Kriteria ikterik fisiologis atara lain:
a.Bayi tampak normal
b.Pada bayi aterm, jaundice muncul setelah 24 jam lalu hilang hari ke-7
c.Pada bayi preterm, jaundice muncul setelah 48 jam lalu hilang pada hari ke-9/10
d.Jumlah bilirubin indirect < 12mg/100ml
e.Jumlah bilirubin direct <1-1,5 mg/ml
f.Peningkatan bilirubin tidak melebihi 5 mg/100ml perhari
8.Sistem Integumen
Vernix caseosa, suatu lapisan putih seperti keju, menutupi kulit bayi saat lahir, fungsinya masih belum jelas. Dalam 24 jam vernix caseosa akan diabsorbsi kulit dan hilang seluruhnya, jadi tidak perlu dibersihkan. Kulit bayi sangat sensitive dan mudah rusak, warnanya agak merah beberapa jam setelah lahir.Pada wajah, bahu dan punggung ditumbuhi rambut lanugo. Bayi baru lahir tampak montok, lemak subkutan terakumulasi sejak trimester III.
9.Sistem Imunologi
Sel-sel yang menyuplai imunitas bayi berkembang pada awal kehidupan janin, tetapi sel-sel ini tidak aktif selama beberapa bulan.Selama tiga bulan pertama kehidupan, bayi dilindungi oleh imunitas pasif yang diperoleh dari ibu.Barier alami, seperti asam lambung atau produksi pepsin dan tripsin, yang tetap mempertahankan kestterilan usus halus, belum berkembang dengan baik sampai tiga atau empat minggu.IgA tidak terdapat pada saluran pernapasan, traktus urinarius, dan GIT.IgA aka nada pada GIT jika bayi mendapatkan ASI. Bayi baru mensintesis IgG dan mencapai 40% kadar IgG orang dewasa pada usia 9 bulan. IgA, IgD, dan IgE diproduksi secara bertahap dan tidak mencapai kadar optimal pada masa kanak-kanak dini. Bayi yang mendapatkan ASI mendapat imunitas pasif dari kolostrum dan ASI.
10.Sistem musculoskeletal
Pertumbuhan tulang terjadi chepalocaudal.Kepala mempunyai panjang ¼ dari panjang badan bayi, dengan lengan lebih panjang sedikit dari kaki.Ukuran dan bentuk kepala dapat sedikit berubah akibat penyesuaian dengan jalan lahir. Ubun-ubun (fontanel) anterior teraba lunak akan menutup pada bulan ke 12-18. Lingkar kepala bervariasi 33-37 cm. vertebra harus dicek adanya dimple (bengkok), mungkin berhubungan dengan spina bifida.
11.Sistem Reproduksi
a.Wanita
-Ovarium sudah berisi ribuan sel-sel primitive (folikel primordial).
-Peningkatan estrogen selama kehamilan didikuti dengan penurunan yang tiba-tiba saat kelahiran menyebabkan terjadinya pengeluaran darah atau mucus dari vagina disebut pseudomenstruasi.
-Genitalia eksterna edema dan hiperpigmentasi.
-Labia mayor dan minor sudah menutupi vestibulum.
-Vernix caseosa terdapat dikedua labia.
b.Pria
-Testis sudah turun kedalam scrotum pada 90 % bayi.
-Spermatogenesis belum terjadi, baru terjadi saat pubertas.
-Preputium bisa berisi smegma yaitu suatu substansi putih seperti keju
-Genitalia eksterna membengkak dan hiperpigmentasi sebagai efek dari hormone ibu
-Sering terjadi hidroceles yaitu akumulasi cairan disekitar testis, bisa sembuh sendiri.
D.Refleks pada Bayi Baru Lahir
1.Refleks Moro
Refleks ini terjadi karena adanya reaksi miring terhadap rangsangan mendadak.Refleksnya simetris dan terjadi pada 8 minggu pertama setelah lahir. Tidak adanya refleks moro menandakan terjadinya kerusakan atau ketidakmatangan otak.
2.Refleks Rooting / Refleks Dasar
Dalam memberikan reaksi terhadap belaian di pipi atau sisi mulut, bayi akan menoleh ke arah sumber rangsangan dan membuka mulutnya siap untuk menghisap.
3.Refleks Menyedot dan Menelan / Refleks Sucking
Berkembang dengan baik pada bayi normal dan dikoordinasikan dengan pernafasan.Ini penting untuk pemberian makan yang aman dan gizi yang memadai.
4.Refleks Mengedip dan Refleks Mata
Melindungi mata dari trauma.
5.Refleks Graphs / Plantar
Genggaman tangan diperoleh dengan menempatkan jari atau pensil di dalam telapak tangan bayi yang akan menggenggam dengan erat. Reaksi yang sama dapat ditunjukkan dengan membelai bagian bawah tumit (genggam telapak kaki).
6.Refleks Walking / Berjalan dan Melangkah
Jika disangga secara tegak dengan kaki menyentuh permukaan yang rata, bayi akan terangsang untuk berjalan.
7.Refleks Tonik Neck
Pada posisi terlentang lengan disamping tubuh tempat kepala menoleh kearah itu terulur sedangkan lengan sebelah terkulai.
8.Refleks Tarik
Jika didudukkan tegak, kepala bayi pada awalnya akan terkulai ke belakang lalu bergerak ke kanan sesaat sebelum akhirnya tertunduk ke arah depan
E.Penanganan Bayi Baru Lahir
Menurut Prawirohardjo, (2002) tujuan utama perawatan bayi segera sesudah lahir, adalah:
1.Membersihkan jalan napas
Bayi normal akan menangis spontan segera setelah lahir, apabila bayi tidak langsung menangis, penolong segera membersihkan jalan nafas dengan cara sebagai berikut:
a.Letakkan bayi pada posisi terlentang di tempat yang keras dan hangat.
b.Posisi kepala diatur lurus sedikit tengadah ke belakang
c.Bersihkan hidung, rongga mulut dan tenggorokan bayi dengan jari tangan yang dibungkus kassa steril.
d.Tepuk kedua telapak kaki bayi sebanyak 2-3 kali atau gosok kulit bayi dengan kain.
2.Memotong dan Merawat Tali Pusat
Tali pusat dipotong sebelum atau sesudah plasenta lahir tidak begitu menentukan dan tidak akan mempengaruhi bayi, kecuali pada bayi kurang bulan. Tali pusat dipotong 5 cm dari dinding perut bayi dengan gunting steril dan diikat dengan pengikat steril.Apabila masih terjadi perdarahan dapat dibuat ikatan baru.Luka tali pusat dibersihkan dan dirawat dengan alkohol 70% atau povidon iodin 10% serta dibalut kasa steril.Pembalut tersebut diganti setiap hari dan atau setiap tali basah / kotor.Sebelum memotong tali pusat, pastikan bahwa tali pusat telah diklem dengan baik, untuk mencegah terjadinya perdarahan.
3.Mempertahankan Suhu Tubuh Bayi
Pada waktu baru lahir, bayi belum mampu mengatur tetap suhu badannya dan membutuhkan pengaturan dari luar untuk membuatnya tetap hangat.Bayi baru lahir harus dibungkus hangat.
4.Memberi Vitamin K
Untuk mencegah terjadinya perdarahan, semua bayi baru lahir normal dan cukup bulan perlu diberi vitamin K peroral 1 mg/hari selama 3 hari, sedangkan bayi risiko tinggi diberi vitamin K parenteral dengan dosis 0,5 – 1 mg IM
5.Memberi Obat Tetes / Salep Mata
Di beberapa negara perawatan mata bayi baru lahir secara hukum diharuskan untuk mencegah terjadinya oplitalmic neonatorum. Di daerah dimana prevalensi gonorhoe tinggi, setiap bayi baru lahir perlu diberi salep mata sesudah 5 jam bayi lahir. Pemberian obat mata eritromisin 0,5% atau tetrasiklin 1% dianjurkan untuk pencegahan penyakit mata karena klamidia (penyakit menular seksual).
6.Identifikasi Bayi
a.Peralatan identifikasi bayi baru lahir harus selalu tersedia di tempat penerimaan pasien, di kamar bersalin dan di ruang rawat bayi.
b.Alat yang digunakan hendaknya kebal air, dengan tepi yang halus tidak mudah melukai, tidak mudah sobek dan tidak mudah lepas.
c.Pada alat/gelang identifikasi harus tercantum : nama (bayi, nyonya) tanggal lahir, nomor bayi, jenis kelamin, unit, nama lengkap ibu.
d.Di setiap tempat tidur harus diberi tanda dengan mencantumkan nama, tanggal lahir, nomor identifikasi.
7.Pemantauan Bayi Baru Lahir
Tujuan pemantauan bayi baru lahir adalah untuk mengetahui aktivitas bayi normal atau tidak dan identifikasi masalah kesehatan bayi baru lahir yang memerlukan perhatian keluarga dan penolong persalinan serta tindak lanjut petugas kesehatan. Pemantauan 2 jam pertama sesudah lahir meliputi:
a.Kemampuan menghisap kuat atau lemah
b.Bayi tampak aktif atau lunglai
c.Bayi kemerahan atau biru
F.Pemeriksaan Bayi Baru Lahir
Pemeriksaan BBL bertujuan untuk mengetahui sedini mungkin kelainan pada bayi.Risiko terbesar kematian BBL terjadi pada 24 jam pertama kehidupan, sehingga jika bayi lahir di fasilitas kesehatan sangat dianjurkan untuk tetap tinggal di fasilitas kesehatan selama 24 jam pertama.
Waktu pemeriksaan bayi baru lahir yaitu:
-Baru lahir sebelum usia 6 jam
-Usia 6-48 jam
-Usia 3-7 hari
-Minggu ke-2 pasca lahir
Langkah-langkah pemeriksaan:
-Pemeriksaan dilakukan dalam keadaan bayi tenang (tidak menangis)
-Pemeriksaan tidak harus berurutan, dahulukan menilai pernafasan dan tarikan dinding dada bawah, denyut jantung serta perut
-Selalu mencuci tangan pakai sabun dengan air mengalir sebelum dan sesudah memegang bayi.
G.Diagnosa Keperawatan
a.Ketidakefektifan pola nafas b.d imaturitas otot-otot pernafasan dan penurunan ekspansi paru
b.Ketidakefektifan bersihan jalan napas b.d penumpukan sekret dan obstruksi jalan napas
H.Rencana Keperawatan
DIAGNOSA KEPERAWATAN : 1
Ketidakefektifan pola nafas b.d imaturitas otot-otot pernafasan dan penurunan ekspansi paru
Setelah dilakukan intervensi keperawatan pola nafas BBL kembali efektif.
Kriteria Hasil :
a.Kemudahan bernafas dan keadalaman inspirasi
b.Ekspansi dada simetris
c.Tidak ada gangguan otot bantu pernapasan
d.Tidak ada bunyi napas tambahan
e.Nafas pendek tidak ada
1.Observasi adanya pucat dan sianosis.
2.Pantau kecepatan, irama, kedalaman, dan usaha respirasi.
3.Auskultasi bunyi nafas, perhatikan area penurunan dan adanya bunyi nafas tambahan.
4.Lakukan pengisapan sesuai dengan kebutuhan untuk membersihkan sekresi.
5.Tindakan kolaborasi : Berikan non re-breathing mask dengan oksigen.
DIAGNOSA KEPERAWATAN : 2
Ketidakefektifan bersihan jalan napas b.d penumpukan sekret dan obstruksi jalan napas
Setelah dilakukan intervensi keperawatan BBL menunjukkan keefektifan jalan nafas.
Kriteria hasil :
a.BBL mudah untuk bernafas.
b.Kegelisahan, sianosis, dan dyspnea tidak ada.
c.RR dalam batas normal
1.Kaji keefektifan pemberian oksigen dan perawatan yang lain.
2.Auskultasi bagian dada anterior dan posterior untuk mengetahui adanya penurunan atau tidak adanya ventilasi dan adanya bunyi tambahan.
3.Pantau status oksigen BBL.
4.Jelaskan pada keluarga tentang penggunaan peralatan : O2, suction, inhalasi.
5.Tindakan kolaborasi : Berikan udara/oksigen yang telah dihumidifikasi
DIAGNOSA KEPERAWATAN : 2
Hipotermia b.d kegagalan mempertahankan suhu tubuh, penurunan jaringan lemak subkutan
Setelah dilakukan intervensi keperawatan setelah dilakukan intervensi keperawatan hipotermia tidak terjadi.
Kriteria hasil :
a.BBL menunjukkan termoregulasi neonantes
1.Pantau suhu paling sedikit setiap 2 jam, sesuai kebutuhan.
2.Pantau suhu bayi lahir sampai stabil.
3.Selimuti bayi segera setelah dilahirkan.
4.Gunakan tutup kepala bayi baru lahir.
5.Tempatkan bayi baru lahir dalam incubator atau dibawah penghangat sesuai kebutuhan.
DAFTAR PUSTAKA
Bulecheck, Gloria M., et al. 2013. Nursing Interventions Classification (NIC) sixth Edition. Mosby an Imprint of Elsevier Inc.
Moorhead, Sue., et al. 2013. Nursing Outcomes Classification (NOC) Fifth Edition. Mosby an Imprint of Elsevier Inc.
NANDA International. 2015. Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi 2015 – 2017 Edisi 10. Jakarta: EGC.
NANDA. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan NANDA Nic Noc. Yogyakarta; Mediaaction
0 Comments