Asuhan Keperawatan Pada Ibu Hamil


BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
   Proses kehamilan merupakan mata rantai yang bersinambung dan terdiri dari ovulasi, migrasi spermatozoa dan ovum, konsepsi dan pertumbuhan zigot, nidasi (implantasi) pada uterus, pembentukan plasentadan tumbuh kembang hasil sampai aterm. (Manuaba, 2010).
   Perhatian terhadap peristiwa kehamilan dan persalinan dilakukan sejak dini karena menyangkut kualitas sumber daya manusia. Pemerintah dan masyarakat telah melaksanakan berbagai upaya untuk memberi pelayanan kesehatan terhadap ibu hamil dan bersalin, sehingga melahirkan bayi yang sehat. Pelayanan kesehatan ibu dan anak yang berkualitas mampu menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) serta  Angka Kematian Bayi (AKB) yang telah lama diupayakan pemerintah.   Berdasaran hasil pengumpulan data yang telah dilakukan,tercatat total kunjungan ibu hamil normal trimester III di RSUP selama bulan Juni sampai Desember 2012 mencapai angka 257 per  390 kunjungan kehamilan normal dari 1.046 kunjungan ibu hamil secara keseluruhan
   Pemerintah telah mengupayakan berbagai upaya untuk meningkatkan pelayanan kesehatan bagi ibu hamil diantaranya dengan mencanangkan pelayanan antenatal care (ANC) yang berkualitas secara menyeluruh dan terpadu. Melalui upaya pelayanan kesehatan ibu hamil yang berkualitas, menyeluruh dan terpadu diharapkan dapat meningkatkan cakupan pelayanan yang pada akhirnya akan dapat menurunkan AKI dan AKB.

B.Tujuan
1.Tujuan Umum

   Melakukan pengkajian pada ibu hamil sesuai dengan 7 langkah Varney.
2.Tujuan Khusus
  • Mampu melakukan pengkajian data yang benar pada ibu hamil.
  • Mampu menginterpretasikan data untuk menegakkan diagnosa pada ibu hamil.
  • Mampu mengidentifikasikan masalah potensial dan mengantisipasi penanganan pada ibu hamil.
  • Mampu menentukan kebutuhan untuk tindakan segera pada ibu hamil.
  • Mampu menyusun rencana tindakan asuhan kebidanan pada ibu hamil.
  • Mampu melaksanakan tindakan asuhan kebidanan pada ibu hamil.
  • Mampu melaksanakan evaluasi hasil tindakan asuhan kebidanan pada ibu hamil.
BAB II
KONSEP DASAR

I.KEHAMILAN
A.Pengertian

   Kehamilan adalah masa mulai dari ovulasi sampai partus kira-kira 280 hari (40 minggu) dan tidak lebih dari 300 hari (43 minggu). Kehamilan 40 minggu disebut sebagai kehamilan matur (cukup bulan), dan bila lebih dari 43 minggu disebut sebagai kehamilan post matur. Kehamilan antara 28 sampai 36 minggu disebut kehamilan prematur. Ditinjau dari tuanya kehamilan, kehamilan dibagi 3 bagian, masing-masing:Kehamilan trimester pertama (antara 0 sampai 12 minggu), Kehamilan trimester kedua (antara 12 sampai 28 minggu), Kehamilan trimester terakhir (antara 28 sampai 40 minggu). Janin yang dilahirkan dalam trimester terakhir telah viable (dapat hidup)(Hanifa Wiknjosastro, 2007).
B.Etiologi
  Untuk setiap kehamilan harus ada spermatozoa, ovum, pembuahan ovum (konsepsi), dan nidasi hasil konsepsi. Tiap spermatozoa terdiri dari tiga bagian yaitu : kaput/kepala yang berbentuk lonjong agak gepeng dan mengandung bahan nucleus, ekor, dan bagian yang silindrik menghubungkan kepala dengan ekor, dan getaran ekor spermatozoa dapat bergerak cepat (Hanifa Wiknjosastro, 2002)
C.Patofisiologi
Ketika seorang perempuan melakukan hubungan seksual dengan seorang laki-laki maka bisa jadi perempuan tersebut akan hamil (Terjadinya kehamilan). Kehamilan terjadi ketika sel sperma yang masuk ke dalam rahim seorang perempuan membuahi sel telur yang telah matang. Seorang laki-laki rata-rata mengeluarkan air mani sebanyak 3 cc, dan setiap 1 cc air mani yang normal akan mengandung sekitar 100 juta hingga 120 juta buah sel sperma. Setelah air mani ini terpancar (ejakulasi) ke dalam pangkal saluran kelamin istri, jutaan sel sperma ini akan berlarian melintasi rongga rahim, saling berebut untuk mencapai sel telur matang yang ada pada saluran tuba di seberang rahim.
Pada saat ovulasi, lapisan lendir di dalam serviks (leher rahim) menjadi lebih cair, sehingga sperma mudah menembus ke dalam rahim. Sperma bergerak dari vagina sampai ke ujung tuba falopi yang berbentuk corong dalam waktu 5 menit. Sel yang melapisi tuba falopii mempermudah terjadinya pembuahan dan pembentukan zigot (sel telur yang telah dibuahi). Jika perempuan tersebut berada dalam masa subur, atau dengan kata lain terdapat sel telur yang matang, maka terjadilah pembuahan. Pada proses pembuahan, hanya bagian kepala sperma yang menembus sel telur dan bersatu dengan inti sel telur. Bagian ekor yang merupakan alat gerak sperma akan melepaskan diri. Sel telur yang telah dibuahi akan mengalami pengerasan bagian luarnya. Ini menyebabkan sel telur hanya dapat dibuahi oleh satu sperma.
D.Tanda dan gejala kehamilan (Hanifa Wiknjosastro,2007)
1.Tanda pasti kehamilan
  • Teraba bagian-bagian janin dan dapat di kenal bagian-bagian janin
  • Terdengar dan dapat dicatat bunyi jantung janin
  • Dapat dirasakan gerakan janin
  • Pada pemeriksaan dengan sinar rontgen tampak kerangka janin. Tidak dilakukan lagi sekarang karena dampak radiasi terhadap janin.
  • Dengan alat USG dapat diketahui kantung janin, panjang janin, dan dapat diperkirakan tuanya kehamilan serta dapat menilai pertumbuhan janin
2.Tanda tidak pasti kehamilan
  • Pigmentasi kulit, kira-kira 12 minggu atau lebih
  • Leukore, sekret serviks meningkat karena pegnaruh peningkatan hormon progesteron
  • Epalis (hypertrofi papila gingiva), sering terjadi pada TM I kehamilan
  • Perubahan payudara, payudara menjadi tegang dan membesar karena pengaruh hormon estrogen dan progesteron yang merangsang daktuli dan alveoli payudara. Daerah areola menjadi lebih hitam kaerna deposit pigmen berlebihan. Terdapat colostrum bila kehamilan lebih dari 12 minggu.
  • Pembesaran abdoment, jelas terlihat setelah kehamilan 14 minggu.
  • Suhu basal meningkat terus antara 37,2 – 37,8 0C
  • Perubahan organ-organ dalam pelvix :
        Tanda chadwick : livid, terjadi kira-kira minggu ke-6
        Tanda hegar : segmen bawah rahim lembek pada perabaan
        Tanda piscasexk : uterus membesar kesalah satu jurusan
        Tanda Braxton-Hiks : uterus berkontraksi bila dirangsang.
        Tanda ini khas untuk uterus pada masa kehamilan.
   
3.Tanda kemungkinan kehamilan
  • Amenore (tidak mendapat haid)
  • Nausea (enek) dengan atau tanpa vomitus (muntah). Sering terjadi pagi hari pada bulan-bulan pertama kehamilan disebut morning sickness
  • Mengidam (menginginkan makanan atau minuman tertentu)
  • Konstipasi / obstipasi, disebabkan penurunan peristaltik usus oleh hormon steroid
  • Sering kencing
  • Pusing, pingsan dan mudah muntah Pingsan sering ditemukan bila berada ditempat ramai pada bulan-bulan pertama kehamilan, lalu hilang setelah kehamilan 18 minggu
  • Anoreksia (tidak ada nafsu makan
E.Klasifikasi Kehamilan
   Umur kehamilan ibu umumnya berlangsung 40 minggu atau 280 hari. Umur kehamilan ibu adalah batas waktu ibu mengandung, yang dihitung mulai dari hari pertama haid terakhir (HPHT).
  1.Menurut usia kehamilan, kehamilan digolongkan:
    Kehamilan prematur : usia kehamilan antara 28 sampai 37 minggu
    Kehamilan aterm : kehamilan antara 37 dan 42 minggu
    Kehamilan posterm : kehamilan yang melewati 294 hari atau lebih 42   minggu.
  2.Ditinjau dari tuanya kehamilan, kehamilan dibagi 3 bagian:
    Kehamilan trimester I  :  antara 0 sampai 12 minggu.
    Kehamilan trimester II  : antara 12 sampai 28 minggu.
    Kehamilan trimester III :antara 28 sampai 42 minggu, (Wiknjosastro, 2007)
F.Komplikasi Kehamilan
  1.Hiperemesis

    Hiperemesis adalah muntah-muntah yang berlebihan sehingga mengganggu pekerjaan sehari-hari.
    Penyebab :
    a.Masih belum jelas
    b.Faktor psikis dan hormonal
      Gejala :
      a.Hiperemesis ringan/tingkat 1
        1)Berat badan menurun
        2)Badan lemas dan lemah
        3)Nafsu makan berkurang
        4)Perasaan nyeri di ulu hati
        5)Belum terdapat tanda-tanda dehidrasi
      b.Hiperemesis sedang/tingkat 2
        1)Sudah ada tanda-tanda dehidrasi
        2)Badan menjadi kurus
        3)Kulit keriput kering, kadang ada kekuningan (akibat kadar keton)
        4)Lidah kering dan kotor
        5)Mulut berbau
        6)Nadi cepat, suhu tinggi
        7)Air seni berkurang
        8)Albuminuria (albumin dalam urine) dan asetonuria (aseton)
      c.Hiperemesis berat/tingkat 3
        1)Gangguan kesadaran
        2)Gelisah, samnolen, koma
        3)Nadi kecil dan cepat, suhu tinggi
        4)Dehidrasi
        Penatalaksanaan :
        a.Penderita ditempatkan di ruangan yang tenang
        b.Ibu dan keluarga diberikan penjelasan tentang proses kehamilan
        c.Pemberian makanan dan minuman dihentikan
        d.Pasang infus larutan glukosa 5%, yang perlu diperhatikan : jumlah air seni (urine), jumlah cairan yang dimuntahkan, jumlah cairan yang diberikan melalui infuse
        e.Diberikan suntikan penenang
        f.Setelah 48 jam perawatan dan keadaan umum baik dapat dimulai pemberian makanan dan minuman.
2.Perdarahan dalam kehamilan
  Perdarahan dalam kehamilan adalah keluarnya darah pervaginam yang belum jelas penyebabnya. Perdarahan antepartum/kehamilan yang terjadi setelah kehamilan 28 minggu. Saat terjadinya perdarahan :
  • Trimester 1 : abortus, KET
  • Trimester 2 : mola hidatidosa
  • Trimester 3 : plasenta previa, solusio plasenta
  • Kala 1 : plasenta previa, solusio plasenta
  • Kala 2 : ruptur uteri, trauma jalan lahir
  • Kala 3 : retensio plasenta
  • Kala 4 : atonia uteri, retensio plasenta
  Prinsip dasar penanganan perdarahan
  • Harus segera dilariakn ke RS yang memiliki fasilitas untuk melakukan transfusi darah dan operasi
  • Tidak diperbolehkan melakukan pemeriksaan dalam
3.Abortus
  Abortus adalah berakhirnya kehamilan sebelum anak dapat hidup di dunia luar.
  • Terminasi/pengakhiran kehamilan oleh karena berbagai faktor penyebab dimana janin dalam keadaan belum mampu hidup.
  • Dikatakan abortus apabila umur kehamilan 20 minggu atau kurang dan berat janin 500 gram atau kurang
  Macam-macam abortus
  a.Abortus spontan
    Terjadi dengan sendirinya,keguguran. Penyebab terjadinya abortus yaitu pada hamil muda selalu didahului oleh kematian janin. Kematian janin ini dapat dsebabkan oleh:
  • Kelainan telur (kelainan chromosom : trisomi,polyploidi)
  • Penyakit ibu (infeksi akut,kelainan endokrin, trauma,kelainan alat kandungan).
  b.Abortus provokatus
  • Abortus provocatus, Adalah pengguguran kehamilan,biasanya dengan alat-alat dengan alasan bahwa kehamilan membahayakan, membawa  maut bagi ibu, misalnya karena penyakit berat.
  • Abortus criminalis, Adalah pengguguran kehamilan tanpa alas an medis yang syah dan dilarang oleh hukum.
4.Kehamilan ektopik
  Adalah kehamilan yang terjadi diluar rahim, kehamilan ektopik biasanya baru memberi gejala-gejala yang khas kalau sudah terganggu. Sehingga kalau membahas kehamilan ektopik biasanya yang dimaksud adalah kehamilan ektopik terganggu.
  Gejala-gejala yang penting :
  a.Terlambat haid
  b.Nyeri perut yang hebat
  c.Perdarahan sedikit pervaginam
  d.Pusing sampai syok
  e.Perut tegang
  f.Bila diperiksa dalam nyeri di serviks
  g.Pada cavum douglasi teraba ada tumor yang kenyal
5.Mola hidatidosa (hamil anggur)
  Adalah tumor yang jinak (benigna) dari chorion. Gejala :
  a.Perdarahan pervaginam kadang-kadang sedikit/banyak
  b.Rahim lebih besar dari usia kehamilan
  c.Tidak ada tanda-tanda adanya janin, tidak ada ballotement, tidak ada DJJ dan tidak Nampak rangka janin pada USG.
  d.Hiperemesis lebih sering terjadi
  e.Mungkin terjadi preeklampsi atau eklampsi, Terjadinya preeklampsi atau eklampsi sebelum minggu ke 24 menunjuk ke arah mola hidatidosa
6.Plasenta previa
  Adalah plasenta yang implantasinya tidak normal/letak rendah sehingga menutupi seluruh atau sebagian ostium internum. Gejala :
  a.Perdarahan tanpa rasa nyeri, biasanya timbul setelah bulan ketujuh
  b.Kepala anak masih tinggi
  c.Sering terdapat kelainan letak
  Bahaya untuk ibu :
  a.Perdarahan yang hebat
  b.Infeksi sepsis
  Bahaya untuk anak :
  a.Hipoksia
  b.Perdarahan dan syok
7.Solusio plasenta
  Adalah pelepasan sebagian atau seluruh plasenta yang normal implantasinya,  biasanya terjadi antara minggu ke 22 dan lahirnya anak. Gejala :
  a.Perdarahan yang disertai nyeri, juga diluar his
  b.Anemia dan syok
  c.Rahim keras seperti papan dan nyeri jika dipegang
  d.Palpasi sukar dilakukan karena rahim yang keras
  e.Fundus uteri makin lama makin naik
  f.Bunyi jantung janin biasanya tidak ada
  g.Pada pemeriksaan dalam teraba ketuban yang tegang terus menerus
  Penyulit solusio plasenta :
  a.Timbul dengan segera perdarahan dan syok
  b.Timbul agak lambat kelainan pembuluh darah karena hipofibrinogenaemi (gangguan pembuluh darah) dan gangguan faal ginjal
8.Nyeri ulu hati yang menetap
  Bila nyeri menetap disertai dengan adanya pengeluaran lendir dan darah, maka pasien dianjurkan untuk dirawat di RS.

G.Penatalaksanaan Pelayanan Antenatal
  Pengawasan antenatal adalah pengawasan sebelum persalinan terutama untuk ditujukan pada pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim (Manuaba, 2002).
  Pelayanan atau asuhan antanatal merupakan cara untuk memonitor dan mendukung kesehatan ibu hamil dan mendeteksi ibu dengan kehamilan normal (Prawirohardjo,2002)
  Tujuan asuhan antenatal adalah:
  1.Membantu kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh kembang bayi.
  2.Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental, sosial ibu dan bayi.
  3.Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang mungkin terjadi selama ibu hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan, dan pembedahan.
  4.Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat ibu maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin.
  5.Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian ASI eksklusif.
  6.Mempersiapkan peranan ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bagi bayi agar dapat tumbuh kembang secara normal (Abdul Bari Saifudin, 2002).
  Penatalaksanaan Pelayanan Antenatal dapat dilakukan dengan :
  Ø Kunjungan ANC
    Minimal dilakukan empat kali kunjungan selama periode antenatal (Abdul Bari Saifudin, 2002):
    1.Satu kali kunjungan selama trimester pertama ( 1-12 minggu )
    2.Satu kali kunjungan selama trimester kedua (13-28 minggu )
    3.Dua kali kunjungan selama trimester ketiga ( 29-40 minggu)
  Ø Pelayanan asuhan standar minimal ”10T”
    1.Timbang BB dan ukur TB
    2.Ukur Tekanan darah
    3.Nilai status gizi buruk
    4.Ukur TFU
    5.Tentukan presentasi janin dan DJJ
    6.Skrining status imunisasi TT
    7.Fe minimal 90 tablet selama hamil
    8.Tes labortorium
    9.Tatalaksana kasus Temu wicara
   Ø Pemberian tablet Zat Besi (Abdul Bari Saifudin, 2002)
     Dimulai dengan memberikan satu tablet sehari sesegera mungkin setelah rasa mual hilang. Tiap tablet mengandung FeSO4 320 mg (zat besi 60 mg) dan Asam Folat 500 µg, minimal masing-masing 90 tablet. Tablet zat besi sebaiknya tidak diminum bersama teh atau kopi, karena akan mengganggu penyerapan.
     Menentukan tanggal perkiraan partus, dengan rumus Naegele ,
     a.Siklus 28 hari yaitu hari + 7, bulan – 3, tahun + 1.
       Contoh :
       Jika seorang wanita memiliki siklus haid yang teratur, ibu mengatakan haid terakhir pada tanggal 14 April 2018,maka hari tafsiran persalinan tanggal 21 Januari 2019.
     b.Siklus 35 hari yaitu hari +14,bulan -3,tahun +1.
       Contoh :
       Jika seorang wanita memiliki siklus haid yang teratur, ibu mengatakan haid terakhir pada tanggal 9 Agustus 2018 ,maka hari tafsiran persalinan tanggal 23 Mei  2018.
   Ø Cara menghitung berat badan janin dalam kandungan :
     Menghitung perkiraan berat badan janin (PBBJ) menurut cara Jonson :
     Bila bagian terendah janin masuk pintu atas panggul :
     PBBJ = ( TFU –11 ) x 155
     Bila bagian terendah janin belum masuk pintu atas panggul :
     PBBJ = ( TFU – 12 ) x 155
     John Woo :
     Bila bagian terendah janin bukan kepala (bokong)
     PBBJ = TFU x Lingkar Perut Ibu
   Ø Cara menentukan umur kehamilan :
     Tinggi fundus dalam cm (dengan cara Mc. Donald) atau menggunakan jari – jari tangan sesuai dengan usia kehamilan (menurut Leopold).

BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN

A.DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG BIASA MUNCUL
  1.Cemas b.d prosedur invasive saat operasi SC yang akan dilakukan
  2.Resiko terjadi cidera b.d keletihan

B.RENCANA KEPERAWATAN
  DIAGNOSA I
  Cemas berkurang atau hilang setelah diberikan penyuluhan.
  Kriteria hasil :
  a.Klien menjelaskan dia tidak lagi khawatir.
  b.Tidak lagi gelisah.
  INTERVENSI :  
  a.Kaji tingkat kecemasan : ringan, sedang, berat, panik.
  b.Berikan kenyaman & ketentraman hati.
  c.Jelaskan tentang perawatan hamil, persalinan, pasca persalinan, prognosa & prosedur yang akan dilakukan (operasi SC)
  d.Dapat dilakukan penanganan secara cepat dan tepat.
  e.Meyakinkan klien bahwa ia benar mendapat pertolongan.
  f.Mengurangi kecemasan karena klien sudah mengerti apa yang akan dihadapi / jalaninya nanti.
  DIANOSA II
  Cidera tidak terjadi.
  Setelah diberikan penyuluhan.
  Kriteria hasil: Dapat mengidentifikasi faktor yang meningkatkan kemungkinan terhadap cidera.
  Dapat menerangkan cara agar tidak cidera.
  INTERVENSI :
  a.Anjurkan klien untuk tidak melakukan aktivitas sendiri dan menghindariaktivitas yang membahayakandiridankandungannya.
  b.Ajarkan klien untuk melakukan aktivitas yang aman & ringan.
  c.Pantau TTV dan keluhan
  d.Mencegah terjadinya cidera.
  e.Aktivitas tetap dapat dilakukan dengan resiko cidera minimal.
  f.Kelainan menjelang proses persalinan dapat segera diketahui dan diatasi.
C.Implementasi Keperawatan
  DIAGNOSA I
  a.Mengkaji tingkat kecemasan, Hasil : Tingkat cemas klien ringan
  b.Memberikan kenyaman & ketentraman hati, Hasil : klien merasa nyaman dan tentram hati
  c.Menjelaskan tentang perawatan hamil, persalinan, pasca persalinan, prognosa & prosedur yang akan dilakukan (operasi SC),Respon : klien mengatakan paham terhadap tindakan yang akan dilakukan klien yaitu operasi SC
  DIAGNOSA II  
  a.Menganjurkan klien untuk tidak melakukan aktivitas sendiri dan menghindari aktivitas yang membahayakan diri dan kandungannya,Hasil : klien tidak sepenuhnya melakukan aktivitas sendiri, aktivitas klien di bantu keluarganya
  b.Mengajarkan klien untuk melakukan aktivitas yang aman & ringan,Klien melakukan aktivitas yang aman dan ringan.
  c.Memantau TTV dan kelihan klien
  • TD = 110/80 mmHg
  • P = 80 x / menit
  • R = 20 x / menit
  • S = 36,5ºC
D.Catatan Perkembangan (Evaluasi)
DIAGNOSA I :
 S:Klien mengatakan tidak lagi merasa khawatir.
 O:Klien tidak lagi gelisah,tenang dan tidak lagi tegang.
 A:Masalah teratasi
 P:Pertahankan intervensi
    
DIAGNOSA II :
 s:Klien mengatakan tidak mengalami cedera
 O:Klien dapat menjelaskan faktor apa saja yang dapat menimbulkan cidera dan cara mencegah atau menghindarinya
 A:Masalah teratasi
 P:Pertahankan intervensi
BAB V
PENUTUP


A.KESIMPULAN
  Antenatal Care adalah suatu program yang terencana berupa observasi, edukasi dan penanganan medik pada ibu hamil, untuk memperoleh suatu proses kehamilan dan persalinan yang aman dan memuaskan. Antenatal ditujukan untuk menjaga agar ibu sehat selama masa kehamilan, persalinan dan nifas serta mengusahakan bayi yang dilahirkan sehat, memantau kemungkinan adanya risiko-risiko kehamilan, dan merencanakan penatalaksanaan yang optimal terhadap kehamilan risiko tinggi serta menurunkan morbiditas dan mortalitas ibu dan perinatal

B.SARAN
  1.Institusi Pendidikan
    Dalam melaksankan  praktek pendidikan di Laboratorium Kelas sebaiknya pertemuan lebih ditingkatkan lagi agar mahasiswa lebih memahami hal-hal yang akan dipraktekkan
  2.Lahan Praktek
    Untuk lahan,kami berharap kepada puskesmas pada umumnya dan Ruang Poli KIA khususnya untuk terus meningkatkan pelayanan pada masyarakat secara umum dan kesehatan ibu dan anak pada khususnya.

DAFTAR PUSTAKA

Bagian Obstetri & Ginekologi,FK.Unpad. (1993).Obstetri.Elstar. Bandung.
Mochtar, R. (1998).Sinopsis Obstetri. Edisi 2. Jakarta: EGC.
Prawirohardjo.(2006). Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Jakarta.
Taylor, C.M. (2010).Diagnosis Keperawatan Dengan Rencana Asuhan, Edisi 10, Jakarta: EGC.



Reactions

Post a Comment

0 Comments